![]() kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik). Ciri khas
Orang
Baduy
Dalam adalah pakaiannya
berwarna putih
alami
dan
biru
tua
serta
memakai
ikat
kepala
putih.
Kelompok
masyarakat
panamping adalah
mereka
yang dikenal sebagai Baduy
Luar,
yang tinggal di
berbagai kampung
yang
tersebar
mengelilingi wilayah
Baduy
Dalam,
seperti
Cikadu,
Kaduketuk,
Kadukolot,
Gajeboh, Cisagu, dan
lain sebagainya. Masyarakat Baduy
Luar berciri khas
mengenakan pakaian
dan
ikat
kepala
berwarna hitam.
Apabila Baduy
Dalam
dan
Baduy
Luar
tinggal
di
wilayah
Kanekes,
maka
"Baduy
Dangka"
tinggal
di
luar
wilayah
Kanekes,
dan
pada
saat
ini
tinggal
2
kampung
yang
tersisa,
yaitu
Padawaras
(Cibengkung)
dan
Sirahdayeuh (Cihandam).
Kampung
Dangka
tersebut
berfungsi
sebagai
semacam
buffer
zone
atas
pengaruh
dari
luar
(Permana,
2001).
Sementara
di
bagian
selatannya
dihuni
masyarakat Badui
Dalam
atau
Urang
Tangtu.
Diperkirakan
mereka
berjumlah
800an
orang
yang
tersebar
di
Kampung
Cikeusik,
Cibeo
dan
Cikartawana.Kedua kelompok
ini
memang
memiliki ciri
yang beda.
Bila Badui
Dalam
menyebut
Badui
Luar
dengan
sebutan
Urang
Kaluaran, sebaliknya
Badui
Luar
menyebut
Badui
Dalam
dengan panggilan Urang Girang atau Urang Kejeroan.
2.2.2.6 Pemerintahan
Masyarakat
Kanekes
mengenal
dua
sistem
pemerintahan,
yaitu
sistem
nasional,
yang
mengikuti
aturan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia,
dan
sistem
adat
yang
mengikuti
adat
|