18
ini bahkan dapat
mengakibatkan sebuah kecenderungan
sikap pengagunganterhadap
Barat, yang disebut dengan Westernisasi.
Menurut
Furuta (1994:188-191)
mengemukakan
adanya
gejala
dalam proses
perkembangan negara dan manusia, bahwa:
Dalam
perkembangan
negara
dan
manusia,
akan
menimbulkan
suatu
fenomena
atau perubahan pada suatu masyarakatnya. Fenomena ini dikenal dengan
istilah
cutere shock
yaitu
pertemuan
antar
budaya
atau
kemampuan
menyesuaikan
diri
dengan
budaya
asing.
Cultere shock
merupakansuatu
yang
dialami oleh hampir semua orang yang berada di tengah-tengah lingkungan budaya
asing.
Furuta juga
menambahkan bahwa, pada
umumnya
gejala
tersebut
menekan
pada
pukulan
emosional
yang
diderita
seseorang
dalam menghadapi
suatu
budaya
asing.
Fenomena
ini
dapat
menimbulkan
seseorang
kurang
mampu
dalam menyesuaikan
diri
terhadap suatu lingkungan budaya asing. Dengan
demikian,
mereka
ini
mampu
membedakan
dan
memanfaatkan
budaya
bangsanya
dengan
budaya
asing.
Dalam
keadaan tertentu, mereka ini mampu merumuskan suatu budaya baru yang mengandung
ciri-ciri dari kedua budaya tersebut.
2.2.1 Akulturasi
Menurut Soejono Soekanto (1990
:
88-89), akulturasi
ialah proses sosial yang timbul
apabila suatu kelompok
masyarakat dengan suatu kebudayaannya dihadapkan pada
unsur-unsur kebudayaan asing. Dengan demikian, lambat laun unsur-unsur kebudayaan
asing
tersebut
melebur
ke
dalam kebudayaan
asli,
dengan
tidak
menghilangkan
kepribadian kedua unsur kebudayan tersebut.
|