19
Unsur-unsur
kebudayan
yang
mudah
diterima
dalam akulturasi
adalah
kebudayaan
materil,
teknologi
ekonomi
yang
manfaatnya cepat
dirasakan
dan
mudah
dioperasikan,
misalnya
kebutuhan
pertanian
(alat-alat, benih,
pupuk,
dan
obat
pemberantas
hama),
kebudayaan
yang
mudah
disesuaikan
dengan kondisi
setempat,
misalnya
kesenian,
olahraga dan hiburan dan kebudayaan yang pengaruhnya
kecil,
misalnya
model
pakaian
dan model potongan rambut.
Ciri-ciri individu yang mudah
menerima kebudayan asing adalah golongan muda yang
belum identitas
dan
kepribadian
yang
mantap
(masa
berjiwa
labil
dan
emosional),
golongan masyarakat yang hidupnya belum
menaiki status penting, kelompok masyarakat
yang
hidupnya
tertekan,
misalnya
kaum
minoritas,
pengangguran,
dan
penduduk
terpencil.
Mengenai akulturasi Koentjaraningrat (2005 : 115) mengatakan bahwa akulturasi
merupakan
istilah
yang
dalam
antropologi
mempuyai
beberapa
makna
(Acculturation,
atau Culture
Contract).
Ini semua menyangkut konsep mengenai proses sosial yang
timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayan tertentu dihadapkan pada
unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun
diterima
dan
diolah
ke
dalam kebudayaan
sendiri,
tanpa
menyebabkan
hilangnya
kepribadian kebudayaan itu.
Proses akulturasi memang sudah ada sejak dulu kala, tetapi proses akulturasi dengan
sifat yang khusus baru ada ketika kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa Eropa Barat
mulai menyebar ke daerah-daerah lain di muka
bumi
pada awal abad ke-15 dan mulai
mempengaruhi
masyarakat-masyarakat
suku bangsa
si
Afrika,
Asia,
Oceania,
Amerika
Utara dan
Amerika
Latin. Mereka
membangun pusat-pusat kekuatan di berbagai
tempat
|