6
Makna denotasi sering dihubungkan dengan bahasa ilmiah. Jika seorang penulis ingin
menyampaikan suatu informasi, terutama dalam bidang ilmiah, maka
penulis tersebut
biasanya akan menggunakan kata-kata yang denotatif. Tujuan utama dari penggunaan
kata-kata
denotatif
tersebut
adalah untuk
memberi
arah yang jelas
terhadap
fakta
yang
khusus.
Tujuan
lainnya
adalah
penulis
tersebut
tidak
menginginkan
interpretasi
tambahan dari tiap pembaca, dan tidak akan
membiarkan interpretasi itu dengan memilih
kata-kata
yang konotatif. Oleh karena
itu,
untuk menghindari interpretasi yang mungkin
akan
timbul,
penulis
berusaha
memilih
kata dan
konteks
yang
relatif
bebas
interpretasi
(Keraf, 2007 : 28).
Setiap
kata
memiliki
makna
denotasi,
karena
itu
seorang
penulis
harus memikirkan
secara
matang,
apakah
kata-kata
yang
dipilihnya
sudah
tepat, terlihat
dari
kesanggupannya
untuk
menuntun pembaca kepada
gagasan yang
ingin disampaikannya,
dimana gagasana tersebut tidak memungkinkan interpretasi lain selain dari sikap
pembicara
dan
gagasan-gagasan
yang
akan
disampaikannya
itu.
Memilih
sebuah
denotasi
yang
tepat,
lebih
mudah
dari
memilih konotasi yang tepat. Seandainya
terjadi
kesalahan dalam pemakaian kata atau kalimat denotasi, kemungkinan
hal
itu disebabkan
oleh kekeliruan atas kata-kata yang mirip bentuknya, kekeliruan tentang antonim, atau
kekeliruan karena tidak jelas dengan apa maksud dan referennya. (Keraf, 2007 : 28-29)
Makna denotatif dibedakan
menjadi dua
macam relasi,
yaitu relasi antara sebuah kata
dengan barang individual yang diwakilinya, dan relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri
atau
perwatakan
tertentu
dari
barang
yang
diwakilinya.
Pengertian baju adalah
ciri-ciri
yang membuat sesuatu disebut sebagai baju, bukan sebuah baju individual (Keraf, 2007 :
29).
|