12
b. Perempuan genit itu memberi (warna) merah pada pipinya.
b. Memakai bentukan se-
Slametmuljana dalam Tadjuddin (2005:126) beranggapan bahwa pada bentuk se- tipe
setiba tersebut merupakan kata perangkai kalimat waktu atas dasar pertimbangan
bahwa,
menurutnya,
kata meninggal, datang, berangkat, pulang, tiba, sampai di dalam
bahasa Indonesia ternyata dipandang
serupa dengan telah, belum, dan sebagainya.
Akan
tetapi, hasil pengamatan menunjukkan bahwa yang sama dengan setelah di sini bukanlah
keseluruhan setiba, melainkan hanya se- itu sendiri.
Konjungsi
(subordinatif) setelah dapat
ditafsirkan
dengan
frasa ketika
telah.
Jika se-
pada bentukan tipe setiba dapat disubstitusi dengan setelah, maka setiba itu sendiri dapat
ditafsirkan dengan ketika telah tiba.
Contoh:
a.
Setiba di
Halim, begitu cerita
Mangil, kami
melihat Pangau Omar Dhani dan
Deputinya Leo Watimena berdiri di depan markas AURI.
b.
Ketika telah tiba di Halim, begitu cerita Mangil, kami
melihat Pangau Omar Dhani
dan Deputinya Leo Watimena berdiri di depan markas AURI.
Pada kalimat di atas konteks kalimat mengacu pada waktu lampau. Jika konteks
mengacu ke waktu
nonlampau, substitusi se- yang bukan dengan ketika telah, melainkan
dengan kalau telah/kalau sudah atau jika telah/jika sudah misalnya,
Contoh:
a.
Sesampai di rumah nanti, istrimu dimandikan kembang, ya.
b.
Kalau sudah sampai di rumah nanti, istrimu dimandikan kembang, ya.
c.
Ketika sudah sampai di rumah nanti, istrimu dimandikan kembang, ya.
|