![]() dua
naskah tersebut sama sekali tidak dijumpai adanya tokoh punakawan. Hal
ini
di
karenakan punakawan
merupakan unsur lokal
ciptaan pujangga Jawa
sendiri.
2.2.1.3.2. Peran Punakawan
Istilah punakawan berasal dari
kala
pana
yang
bermakna "paham",
an
kawan yang bermakna "ternan". Maksudnya ialah,
para
punakawan tidak hanya
sekadar abdi
atau
pengikut biasa,
namun mereka juga
memahami apa
yang
sedang
menimpa majikan
mereka. Bahkan seringkali mereka
bertindak sebagai
penasihat
majikan mereka tersebut.
Hal
yang paling khas
dari
keberadaan punakawan adalah sebagai
kelompok
penebar humor di
tengah-tengah jalinan cerita.
Tingkah laku
dan
ucapan mereka
hampir selalu
mengundang tawa
penonton. Selain sebagai
penghibur dan
penasihat,
adakalanya mereka juga bertindak sebagai penolong
majikan mereka di
kala
menderita
kesulitan. Misalnya,
Sewaktu Bimasena kewalahan
menghadapi
Sangkuni dalam perang Baratayuda, Semar muncul
memberi tahu
titik
kelemahan
Sangkuni.
Dalam
percakapan antara para
punakawan tidakjarang
bahasa dan
istilah
yang
mereka pergunakan adalah
istilah modem yang
tidak
sesuai dengan
zamannya. Namun hal
itu
seolah sudah
menjadi hal
yang biasa dan
tidak
dipermasalahkan. Misalnya, dalam pementasan wayang tokoh Petruk mengaku
memiliki mobil atau
handphone, padahal kedua
jenis
benda tersebut tentu
belurn
ada
pada
zaman pewayangan.
|