39
mendukung
manajemen
obyektif
dengan sasaran
adanya ketidakpastian
di
masa
mendatang
(Tarmudji, 2000).
Berdasarkan
beberapa
penjelasan tersebut dapat disusun konsep
manajemen
risiko sebagai
bentuk pengelolaan terhadap risiko
untuk
meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin muncul melalui perencanaan,
identifikasi, analisa, penanganan, dan pemantauan risiko.
2.3.5
Pentingnya Manajemen Risiko
Dalam dunia nyata selalu terjadi perubahan yang sifatnya dinamis, sehingga
selalu
terdapat
ketidakpastian (Webb,
1994).
Risiko
timbul
karena
adanya
ketidakpastian,
dan
risiko akan
menimbulkan
konsekuensi
tidak
menguntungkan.
Setiap aktivitas manusia selalu mengandung risiko karena adanya keterbatasan
dalam
memprediksikan
hal
yang
akan
terjadi
di
masa
yang
akan
datang
(Kerzner,
2001). Kejadian yang memiliki peluang atau ketidakpastian (sebagai halnya risiko )
tidak
dapat
dikontrol,
dan
tidak ada
pengelolaan
sebaik apapun
yang dapat
meniadakan
risiko.
Setiap orang
dan
setiap
organisasi
harus selalu
berusaha
untuk
menanggulanginya,
artinya
berupaya untuk
meminimumkan
ketidakpastian agar
akibat buruk yang timbul dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
Manajemen risiko merupakan pendekatan terorganisasi untuk menemukan
risiko-risiko
yang
potensial
sehingga
dapat
mengurangi
terjadinya
hal-hal
di luar
dugaan. Selanjutnya
dapat diketahui akibat buruknya
yang tidak diharapkan (Cooper
dan
Chapman,
1993)
dan
dapat
dikembangkan rencana
respon
yang
sesuai
untuk
mengatasi risiko-risiko potensial tersebut.
|