![]() 53
c.
Desain
Riset Perlu ditentukan,
apakah dalam
MDS
kita
menggunakan desain
.
decompositional (attribute-free) ataukah
'
compositional (attribute-based).
Dengan
desain
decompositional
kita hanya
mengukur
kesan
umum(general impression).
Pada
saat membandingkan Kuda dan Kijang, kesamaan diantara keduanya, ataupun
preferensi
pada
keduanya, dihasilkan oleh
responden
hanya berdasarkan
kesan
umum.
Artinya, responden tidak
perlu
menguraikan
alasan atas
persepsi ataupun
preferensinya. Dengan
metode
compositional, kita
mengukur
kesan atas
sejumlah
merek
berdasarkan sekumpulan
atribut.
Dengan menggunakan teknik
pengukuran
tertentu
(biasanya skala numerik
ataupun semantic differential
scale), kita
meminta
responden memberikan peringkat (rating)
setiap merek pada sejumlah atribut.
Kesamaan
diukur dengan membandingkan data setiap objek, umumnya dengan cara
melakukan korelasi antarobjek.
Kesamaan turunan (derived
similarity)
kemudian
diolah
dengan analisis faktor
ataupun
analisis diskriminan
untuk
mengidentifikasi dimensi-dimensi
yang dipakai responden dalam membedakan objek-objek tersebut.
Berdasarkan isu-isu
diatas, kita dapat mengetengahkan
berbadai
metode dalam
membuat
peta
persepsi. Seperti terlihat
pada gambar
2-4, MDS hanyalah satu
cara untuk
membuat pemetaan persepsi (perceptual mapping)
2.11.6 Dimensi Dalam Analisis MDS
Salah satu
tujuan
dari analisis mds adalah
untuk mendapatkan peta
persepsi melalui
data
(input)
yang
mempunyai
kesesuaian
terbaik
dengan
jumlah
dimensi
yang
minimum.
Didalam
analisis
mds, kesesuaian
akan mengalami
peningkatan
apabila
jumlah
dimensi
bertambah
sehingga
dibutuhkan
penyesuaian dalam
penentuan besarnya
dimensi. Maholtra
(1996)
memberikan
beberapa
pedoman yang
digunakan
dalam
menentukan besarnya
dimensi pada analisis mds:
|