7
Bab 2
Landasan Teori
2.1
Teori Hinshi (??) atau Kelas Kata
Berdasarkan
masa
atau
zaman
pemakaian
Bahasa Jepang, dikenal
istilah
koogo
bunpo
(????)
atau
gramatika
bahasa
Jepang
klasik.
Dalam
hal
ini,
bisa
dipilah
lagi
antara
lain
menjadi gramatika
zaman
Nara dan
zaman
Heian.
Lalu,
berdasarkan
perbedaan
para
ahlinya
di
dalam gramatika
bahasa
Jepang
dikenal
dengan
sebutan Otsuki
bunpo
(Otsuki
Fumihiko
1847-1928), Yamada
bunpo
(YamadaYoshio
1873-1958),
Matsushita
bunpo
(Matsushita
Daisaburo
1887-1935), Tokieda bunpo (Tokieda Motoki 1900-1967) dan
Hashimoto bunpo
(Hashimoto
Shinkichi
1882-1945).
Jenis
gramatika
Hashimoto
bunpo yang
dikembangkan oleh Hashimoto Shinkichi,
adalah gramatika yang banyak
mewarnai
dalam pengajaran
bahasa
Jepang,
baik
bahsa
Jepang
sebagai
bahasa
nasional maupun bahasa Jepang sebagai bahasa asing hingga kini.
Murakami
dalam
Dahidi
(2004:50)
membagi
kata
atau
tango
(??)
dalam bahasa Jepang
menjadi dua kelompok besar,
yaitu jiritsugo (???) dan
fuzokugo (???). Yang dimaksud dengan jiritsugo adalah kelompok kata
yang
dapat berdiri sendiri
dan
mempunyai
makna, sedangkan fuzokugo adalah
kelompok
kata
yang
tidak dapat bersiri sendiri, artinya fuzokugo akan bermakna
dan berfungsi apabila bergabung dengan dengan kata lain. Istilah jiritsugo
hampir sama dengan istilah morfem bebas dalam bahasa Indonesia, dan fuzokugo
|