69
sekaligus
sebagai
diferensiasi
produk.
Sementara
Keegan
et
al.
(1995) berpendapat
bahwa
merek
adalah
sejumlah
citra
dan
pengalaman
dalam
benak
konsumen yang
mengkomunikasikan
manfaat
yang
dijanjikan
produk
yang
diproduksi
oleh perusahaan
tertentu. Definisi Keegan et a!. Lebih
bersifat psikologis.
Dan
Herman (2003)
dari
Herman
Strategic
Consulting
menyatukan kedua
pandangan di atas
dalam
satu
definisi
menjadi:
"A
brand
is the
anticipation
of
consumers
feel,
toward a
spesijic benefit toward about to
be
derived
from an identified
source (a product, a
service,
and
so forth) often associated
with a
standardized
set of
symbolic
representations
(name,
logo, amblem,
color,
tagline,
image, etc)".
Berbagai
defmisi
merek eli atas
menekankan
bahwa
merek erat
kaitannya
dengan
alam
pikir
manusia.
Alam pikir
manusia
meliputi
semua yang
eksis dalam
pikiran
konsumen
terhadap
merek
seperti
perasaan,
pengalaman,
citra,
persepsi,
keyakinan,
sikap
sehingga
dapat
dikatakan
merek
adalah
sesuatu
yang
sifatnya
immaterial.
Merek
merubah
atau
mentransformasi
hal
yang
sifatnya
tangible
menjadi
sesuatu
yang
bernilai.
Proses
transformasi
ini
sepenuhnya
menjadi
wewenang
konsumen
untuk
melanjutkan
atau
menghentikannya.
Merek menurut Rangkuti (2009) dapat
dibagi dalam
pengertian lainnya seperti:
a.
Brand name (nama
merek)
yang merupakan
bagian dari
yang
dapat diucapkan
misalnya, pepsodent, BMW, Toyota, dan
sebagainya.
b.
Brand mark (tanda merek) yang
merupakan sebagian dari
merek
yang
dapat
dikenali
namun tidak
dapat
diucapkan, seperti
lambang, desain
huruf
atau
warna
khusus.
|