16
manusia
dengan
segenap
aspek-aspeknya
sebagai
proses-proses
yang
secara
esensial
berlangsung pada jaringan syaraf.
Kecerdasan
konvensional
atau
Intelligence
Quotient
(IQ)
mengacu
pada
skor
yang diberikan untuk beberapa tes kecerdasan standar.
Nilai
IQ
adalah
prediktor
yang
cukup
baik
untuk
kinerja
sekolah dan
juga
dapat
memprediksi
sejauh
mana
seseorang
dapat
sukses
dalam pekerjaan.
Skor
IQ
cenderung
menunjukkan
beberapa
bias
rasial.
Skor uji dapat dipengaruhi oleh sejarah genetik pribadi.
Kecerdasan emosi atau
Emotional Quotient
(EQ)
melengkapi
IQ
seperti
halnya
kecerdasan akademik dan keterampilan kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi
emosi
mempengaruhi
fungsi otak dan kecepatan kerjanya. EQ dan IQ berbeda dalam
hal
mempelajari
dan
mengembangkannya.
IQ
merupakan
potensi
genetik
yang
terbentuk
saat
lahir dan
menjadi
mantab pada
usia tertentu saat pra-pubertas, dan sesudah
itu tidak
dapat lagi dikembangkan atau ditingkatkan. Sebaliknya, EQ bisa dipelajari,
dikembangkan dan ditingkatkan pada segala umur. Penelitian justru menunjukkan
bahwa kemampuan untuk mempelajari EQ meningkat dengan bertambahnya usia.
Tingkat
kecerdasan
spiritual
tidak
selalu ditentukan
oleh
tingkat
religiusitas,
psikologis,
intelektualitas,
umur
dari
seseorang.
Kecerdasan
spiritual
merupakan
akses
dari turunnya Hidayah Tuhan yang mempunyai dimensi
dibalik
kecerdasan
intelektual
(IQ) dan kecerdasan emosional (EQ).
2.4
Perancangan Percobaan
Perancangan percobaan adalah suatu uji atau sederetan
uji, baik
itu menggunakan
statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah peubah
input
menjadi
suatu
output
yang
merupakan
respon
dari
percobaan
tersebut
(Mattjik,
|