13
Selain motorik halus, anak autis juga terganggu pada motorik kasarnya yakni
gerakan-gerakan besar. Hal ini karena perkembangan ototnya tidak normal.
Keseimbangan anak autis kurang baik, sehingga mereka kadang berjalan dengan kaku,
gerakan patah-patah seperti robot. Terapi fisik
membantu
membangun koordinasi otot
anak, misalnya : duduk, berguling, menendang, menangkap bola dan lain-lain.
Pada umumnya anak autis lebih mudah belajar secara visual dengan cara melihat.
Hal inilah yang dijadikan dasar uji mengembangkan pembelajaran dengan sistem
komunikasi bergambar atau terapi visual.
Misalnya
dengan
pengenalan
bentuk-bentuk
binatang, buah dan gerakan lewat gambar.
Terapi biomedik dilakukan oleh ahli medis, tujuannya untuk mencari dan
mengobati gangguan secara fisik pada anak autis yang diduga sebagai penyebabnya.
Anak autis kadang mengalami gangguan pada fungsi otaknya akibat gangguan
metabolisme misalnya keracunan logam berat seperti merkuri dan timbal hitam.
Terapi
Integrasi
Sensasi
dapat
merangsang koneksi sinapstik yang lebih
kompleks. Terapi ini adalah gabungan terapi okupasi dan fisik. Biasanya anak akan
dibantu menerapkan kemampuan sesuai dengan keperluan. Misalnya menatur gerak
secara tepat (kapan saatnya duduk, lari dan melompat).
2.3
Kecerdasan
Kecerdasan (Ramadhani,
2010)
adalah
sifat
pikiran
yang
mencakup
sejumlah
kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah,
berpikir
abstrak,
memahami
gagasan,
menggunakan bahasa dan belajar. Selain itu juga
kecerdasan dapat diartikan sebagai
tindakan atau pemikiran
yang bertujuan dan adaptif.
Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu.
|