12
memberikan
layanan
pendidikan
bagi
anak
dengan
autisme
di
seluruh
wilayah
di
Indonesia.
4. Belum
terpadunya
penyelenggaraan
pendidikan
bagi
anak
dengan
autisme
di
sekolah.
5.
Minimnya pengetahuan baik secara klinis maupun praktis yang didukung dengan
validitas
data
secara
empirik
dari
penanganan-penanganan
masalah autisme
di
Indonesia.
2.2
Terapi Autisme
Beberapa
penelitian
menyebutkan
bahwa
penyebab
autisme
adalah
multifaktor.
Oleh karena
itu terapi
untuk anak autis bermacam-macam,
tetapi
tidak ada 1 terapi pun
yang cocok untuk semua penyandang autis. Setiap
jenis terapi
memerlukan
waktu
lama
dan
harus
dilakukan secara
terpadu.
Beberapa
terapi
yang
paling umum digunakan
digunakan (Asti, 2010) adalah metode Lovaas, terapi Okupasi, terapi Fisik, terapi
Visual, terapi Biomedik, terapi Integrasi Sensasi.
Metode Lovaas merupakan
metode yang paling banyak dipakai di Indonesia saat
ini. Anak diberi pelatihan khusus dengan metode reward and punishment. Terapis
meminta anak
melakukan sesuatu tindakan
yang spesifik dan konkret, jika anak menurut
akan
diberi
hadiah
berarti
untuknya.
Jika
tidak
menurut,
tidak
diberi
apa-apa.
Permintaan terapis ini diulangi sampai berhasil.
Terapi okupasi bertujuan untuk melatih motorik halus, pada umumnya
perkembangan
motorik halus
anak autis
terlambat,
gerakkannya
kaku.
Mereka
sulit
memegang pensil atau sendok. Terapi ini akan melatih otot-otot motorik halus agar anak
autis bisa menjadi mandiri.
|