18
cari. Akhirnya, motivasi memiliki dimensi ketekunan, ini mengukur seberapa
lama seseorang dapat mempertahankan usaha. Karyawan yang termotivasi dapat
menyelesaikan tugas mereka untuk mencapai tujuan mereka dan organisasi.
Menurut Hersey dan
Blanchard
yang diterjemahkan oleh Agus Dharma
(2002), motivasi bergantung kepada kuat dan lemahnya motif. Motif dapat
diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan, dan gerak hati dalam diri
seseorang yang diarahkan pada tujuan yang berada di bawah alam sadar.
Menurut Stoner
DKK
yang diterjemahkan oleh Winardi (2011), para
manajer yang menentukan cara bagaimana melakukan suatu pekerjaan. Kemudian
manajer berusaha untuk memotivasi para pekerja dengan sistem upah dimana para
pekerja yang banyak menghasilkan output, maka
makin banyak pula penghasilan
mereka.
Menurut
Winardi
(2011), peningkatan motivasi pada karyawan akan
berdampak positif pada peningkatan produksi pada suatu perusahaan tetapi
dengan begitu belum berarti meningkatnya pula efektifitas produksi. Jika
meningkatnya produksi diikuti dengan ketrampilan yang tepat dan juga sumber
daya yang baik maka akan memperbesar produktivitas dan efektivitas produksi.
Malthis dan Jackson (2006), teori motivasi / Higiene Herzberg
mengasumsikan bahwa sekelompok factor, motivator,
menyebabkan tingkat
kepuasan dan motivasi kerja yang tinggi. Akan tetapi faktor-faktor Higiene dapat
menimbulkan ketidakpuasan kerja. Hasil penelitian Herzberg menyatakan tiga hal
penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan yaitu :
|