Home Start Back Next End
  
20
a.   Hemat
energi
/   Conserving energ
:
Pengoperasian  bangunan
harus
meminimalkan
penggunaan
bahan
bakar
atau
energi
listrik
( sebisa
mungkin
memaksimalkan
energi
alam
sekitar
lokasi
bangunan ).
b.   Memperhatikan
kondisi
iklim
/
Working with
climate : Mendisain
bagunan  harus  berdasarkan  iklim
yang  berlaku  di
lokasi  tapak
kita, dan sumber energi yang ada.
c.   Minimizing
new
resources   : mendisain
dengan
mengoptimalkan
kebutuhan
sumberdaya
alam yang
baru,
agar
sumberdaya
tersebut
tidak habis
dan
dapat digunakan
di masa
mendatang
/penggunaan
material 
bangunan 
yang 
tidak 
berbahaya 
bagi 
ekosistem 
dan
sumber daya alam.
d.   Tidak 
berdampak   negative   bagi 
kesehatan   dan 
kenyamanan
penghuni
bangunan
tersebut
Respect
for
site 
:
Bangunan
yang
akan dibangun,
nantinya
jangan
sampai
merusak
kondisi
tapak
aslinya,  sehingga 
jika
nanti
bangunan 
itu
sudah
tidak
terpakai,
tapak
aslinya
masih
ada dan
tidak
berubah.(
tidak
merusak
lingkungan
yang ada ).
e.   Merespon    keadaan  tapak  dari  bangunan  /  Respect for user :
Dalam 
merancang 
bangunan 
harus  memperhatikan 
semua
pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
f.
Menetapkan 
seluruh 
prinsip-prinsip 
green  architecture 
secara
keseluruhan
/
Holism
:
Ketentuan
diatas
tidak
baku,
artinya
dapat
kita pergunakan
sesuai kebutuhan bangunan
kita.
3.   Sifat-Sifat Pada Bangunan Green Architecture
Arsitektur
hijau (Green
architecture)
mulai tumbuh
sejalan
dengan
kesadaran
dari para
arsitek
akan keterbatasan
alam
dalam
menyuplai
material
yang
mulai
menipis.
Alasan
lain digunakannya
arsitektur 
hijau  adalah 
untuk 
memaksimalkan 
potensi 
site.
Penggunaan 
material-material 
yang 
bisa  didaur-ulang 
juga
mendukung
konsep
arsitektur
hijau, sehingga
penggunaan
material
dapat
dihemat.  
Green   dapat
diinterpretasikan  sebagai  
sustainable
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter