26
berpikir
untuk
melihat
lebih "organik")
sering
dihindari
dalam
mendukung
struktur yang
lebih
terpusat.
Iklim
dingin
bangunan
tradisional
seperti desain saltbox
kolonial
Amerika
menyediakan
model
sejarah
yang
baik
untuk
panas
terpusat
efisiensi
dalam
sebuah
bangunan
skala kecil.
II.2.6. Kenyamanan
Thermal
Menurut
Tri Harso
Karyono
dalam
bukunya
Arsitektur
Kemapanan
Pendidikan
Kenyamanan
dan Penghematan
energi
menyatakan bahwa terdapat 3
sasaran yang seharusnya dipenuhi oleh
suatu
karya
arsitektur.
Pertama,
bahwa
bangunan
harus
merupakan
produk dari
suatu kerja seni (work of
art). Kedua, bahwa bangunan
harus mampu memberikan kenyamanan
( baik psikis maupun fisik)
kepada
penghuninya.
Dan yang
terakhir,
bahwa
bangunan
perlu
hemat
terhadap pemakaian energi.
Bangunan
yang
tidak dapat
menghemat
dalam
penggunaan
energi
akan
timbul
permasalahan
biaya
operasional
yang
mahal.
Selain
itu
dengan
pemborosan
energi akan
mengakibatkan
menipisnya
cadangan
minyak
bumi sebagai
sumber
utama
energi
untuk
bangunan.
Terdapat
hubungan
yang
cukup
erat antara
bangunan
(arsitektur),
kenyamanan
(suhu), dan penggunaan
energi dalam bangunan.
1. Kenyamanan
Suhu
Kenyamanan
terdiri
dari
2 aspek
yaitu kenyamanan
psikis
dan
fisik.
Kenyamanan
psikis
yaitu
kepercayaan,
agama,
dan aturan
adat.
Aspek
ini bersifat
personal,
kualitatif
dan
tidak
terukur
secara
kuantitatif.
Kenyamanan
fisik adalah
kenyamanan
ruang
(spatial
comfort),
kenyamanan
penglihatan
(visual comfort),
kenyamanan
pendengaran (audial comfort), dan kenyamanan suhu (thermal
comfort).
Dari keempat
macam
kenyamanan
fisik
tersebut,
kenyamanan
suhu
lah
yang paling
dominan
berpengaruh
dalam
penggunaan
energi.
Teori
kenyamanan
suhu
menyatakan
bahwa
rasa panas
atau
dingin
yang
dirasakan
oleh
tubuh
manusia
adalah
merupakan
wujud
|