18
kategori
sebagai
acuan
yaitu
no.2
efisiensi
energy
dan
refrigerant, dan
melihat parameternya
cahaya pada siang hari atau daylighting.
(Sumber : www.gbcindonesia.org)
II.2.b
Pengertian
Hemat Energi
Arsitektur
hemat
energi
adalah
arsitektur
yang
berlandaskan
pada
pemikiran meminimalkn penggunaan energi tanpa membatasi atau
merubah
fungsi
bangunan,
kenyamanan
maupun
produktivitas
penghuni.
Arsitektur
hemat
energi
berdasarkan
pada prinsip
konservasi
energi(sumber energi yang tidak terbaharui) yang menciptakan istilah
forms follows energi.
Konsep
hemat
energi
masih
menjadi
hal yang
penting
untuk
digunakan
saat
ini dalam
berbagai
bidang.
Para
ahli
dan
praktisi
masih
mencari
cara
untuk
menerapkan
konsep
ini
dengan
baik.
Perkembangan
dalam dunia arstitektur
juga
mengalami
kemajuan,
terutama
dalam
perancangan aktif,
sehingga
menghasilkan
suatu
konsep
baru seperti
zero-energy
building,
sustainable
architecture,
intelegent
building, dan
sebagainya.
Pendekatan
perancangan
hemat energi dapat dibagi dua, yaitu:
Perancangan
Pasif
Perancangan
pasif
merupakan
cara penghematan
energi
melalui
pemanfaatan
energi
matahari
secara
pasif, yaitu
tanpa
mengonversikan
energi
matahari
menjadi
energi
listrik.
Rancangan
pasif lebih
mengandalkan
kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan
dengan
sendirinya
mampu
dan
dapat
mengantisipasi
iklim luar.
Perancangan
pasif
di wilayah
tropis
basah
seperti
Indonesia
umumnya
dilakukan
untuk
mengupayakan
bagaimana
pemanasan
bangunan
karena
radiasi
matahari
dapat
dicegah,
tanpa harus
mengorbankan
kebutuhan
penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas
hanya akan dimanfaatkan
komponen cahayanya dan menepis panasnya.
Perancangan
Aktif.
|