13
Memanfaatkan material
bekas
untuk
bangunan,
komponen
lama
yang
masih
bisa
digunakan,
misalnya
sisa
bongkaran
bangunan
lama.
Menggunakan
material
yang
masih
berlimpah
maupun
yang
jarang
ditemui dengan sebaik-baiknya,
terutama untuk material yang
semakin
jarang seperti kayu.
9
Penggunaan
teknologi dan material baru
Memanfaatkan
potensi energi terbarukan seperti energi angin,
cahaya
matahari
dan
air
untuk
menghasilkan
energi
listrik
domestik
untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
9
Manajemen
limbah
Membuat
sistem pengolahan
limbah domestik
seperti air kotor (
black
water,
grey
water
)
yang
mandiri
dan tidak
membebani
sistem
aliran air kota.
(Sumber: Tri Harso Karyono, Arsitektur Masa Kini)
Sementara
pendapat
lain yang
sama
seperti
Tri Harso
yaitu
Heinz
Frick,
menurutnya
dalam
membangun
itu harus
secara
ekologis
(basic
eco-design
standard),
pegangan
untuk
pembangunan
secara
berkelanjutan
didasarkan
pada
teknologi
bangunan
lokal
dan
tuntutan
ekologis
alam.
Ketentuan
cara
membangun
merupakan
fungsi perencanaan.
Kebiasaan cara membangun
berasal dari cara bagaimana pengamat memperhatikan
sesuatu dan apa yang
dianggapnya
penting.
Desain
gedung
dapat diubah
sesuai
keinginan
dengan
catatan
meminimalkan
pengaruhnya
terhadap
lingkungan
karena
desain
pada
prinsipnya
tidak
bisa
dipaksakan
oleh
apa saja
dari
alam.
Cara
bagaimana
suatu
gedung
berfungsi
dalam
keseimbangan
dengan
alam mencerminkan
kemampuan
para
perencana
untuk
mengerti
cara
membangun
dan
prosesnya,
menyatakan
impian
penghuni,
memperhatikan
segala peredaran alam.
Asas-sas
pembangunan
secara
berkelanjutan
yang ekologis
dapat
dibagi
menjadi
dua:
asas
yang
menciptakan
keadaan
yang
ekologis
berkelanjutan
dan
asas yang
menjawab
tantangan
oleh
keadaan
yang
ekologis
tidak
berkelanjutan.
|