14
Berdasarkan
dua
hal
tersebut,
maka
empat
asas
yang
pembangunan
berkelanjutan
yang ekologis dapat disusun sebagai berikut:
1. Menggunakan bahan baku
alam
tidak
lebih
cepat
dari
pada
alam
mampu
membentuk
penggantinya
Prinsip
:
meminimalkan penggunaan
bahan
baku,
utamakan
bahan
baru
yg
renewable, meningkatkan
efisiensi.
2. Menciptakan
system
yang
menggunakan
sebanyak
mungkin
energi
terbarukan.
Prinsip
:
menggunakan
energy matahari,meminimalkan
pembororsan
3. Mengizinkan hasl
sambilan (potongan, sampah, dsb)
saja
yang
dapat
dimakan atau merupakan bahan mentah untuk produksi bahan lain.
Prinsip
:
meniadakan pencemaran,
menggunakan
bahan organik, reuse.
4. Meningkatkan
penyesuaian
fungsional
dan keanekaragaman
biologis.
Prinsip
:
melestarikan
dan meningkatkan
keanekaragaman
biologis.
(Sumber: Heinz Frick, Dasar-dasar
Arsitektur Ekologis)
Dari beberapa
pemaparan
diatas
kita dapat
melihat
atau sedikit
mengambil
kesimpulan
kecil, bahwa di era saat ini sustainable architecture
atau
arsitektur
berkelanjutan
mempunyai
konsep-konsep
sebagai
dasar konsep
utama
dari keberlanjutan
dari konsep itu. Pada kali ini yang ingin diangkat
yaitu
tetntang
penghematan
energi
atau energy
efficiency
pada sebuah
bangunan.
Penghematan
energi
sangatlah
erat kaitanya
dengan
arsitektur
berkelanjutan
ini,
baik penghematan dari sumber daya
alam
sampai sumber daya buatanya. Di
dalam
konsep sustainable architecture itu
sendiri tentu tidak
bisa
kita
hanya
berargumen
bahwa
setiap
bangunan
sudah
sustainable
atau
belum,
karena
hampir
disemua
negara
mempunyai
standar
atau kriterianya
masing-masing
untuk
menilai
sudah
memenuhi atau
belum
bangunan kita
untuk
konsep
arsitektur berkelanjutan
ini.
II.2.a LEED
dan GREENSHIP
Indonesia
Pada
era
saat
ini hampir
disetiap
Negara
mempunyai
dasar
atau
acuan
untuk
penilaian
standar-standar
yang
berlaku
untuk
bangunan
yang
baik
atau
dalam
hal
ini
sudah
menjadi
bangunan
yang
sustainable
|