Home Start Back Next End
  
23
1.
Push-based supply chain
Di dalam push-based supply chain
keputusan produksi dan distribusi
didasarkan pada peramalan jangka panjang. Produsen biasanya akan
mendasarkan peramalan mereka pada permintaan dari distributor mereka.
Di dalam push-based supply chain kita biasanya akan menemukan biaya
transportasi yang tinggi, tingkat persediaan yang tinggi, dan biaya
produksi yang besar. Berdasarkan karakteristik di atas, push-based supply
chain cocok untuk diterapkan terhadap produk make-to-stock.
2.
Pull-based supply chain
Di dalam pull-based supply chain
produksi dan distribusi dipicu oleh
adanya permintaan dari pelanggan, jadi prosesnya dikoordinasi dengan
permintaan pelanggan yang ada, bukan dengan menggunakan  peramalan.
Bahkan, dalam pull system
murni perusahaan tidak memiliki persediaan
sama sekali  dan hanya merespon pada permintaan pelanggan. Proses ini
akan dimungkinkan dengan adanya mekanisme transfer informasi yang
cepat antara anggota dalam supply chain mengenai permintaan pelanggan.
Di dalam pull-based supply chain kita biasanya menemukan tingkat
persediaan yang minim, koordinasi yang baik, dan biaya yang lebih
rendah.
Berdasarkan karakteristik di atas, pull-based supply chain
cocok
untuk diterapkan terhadap produk make-to-order.
3.
Push-pull supply chain
Push-pull supply chain
merupakan kombinasi antara push-based supply
chain
dengan pull-based supply chain. Di dalam push-pull supply chain
beberapa bagian dalam
supply chain
dilakukan dengan cara push-supply
chain dan sisanya dilakukan dengan cara pull-supply chain. Berdasarkan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter