19
Memberi kesempatan untuk melepaskan emosi.
Membantu mengevaluasi diri sendiri, menilai diri sendiri.
Membatasi
dan
melindungi
diri
sendiri
dari
komunikasi
dengan
orang lain.
Privasi dalam arsitektur merupakan suatu kebutuhan manusia
untuk
menikmati
sebagian
dari kehidupan
sehari-hari
tanpa
ada
ganggunan
baik
langsung
maupun
tidak
langsung
oleh
subyek
lain.
Hal
ini dinyatakan dalam suatu ruang yang tertutup dari jangkauan
pandangan maupun fisik dari pihak luar. Jadi, konsep privasi
ini jelas ada
batasan-batasan fisik dalam usaha mencapainya.
Menurut Joyce M. Laurens, 2005 menyatakan bahwa pada
umumnya,
interaksi
yang
terjadi
di ruang
publik
adalah
interaksi
yang
tidak direncanakan, diantaranya:
Penataan
ruang
publik
untuk
mendapat
privasi
merupakan
penataan
ruang
agar
pertemuan
antara
orang-orang
asing,
yang
tidak
saling
mengenal dapat terjadi dengan tenang dan efisien.
Ruang-ruang
semipublik
bersifat
sedikit
lebih
privat
daripada
ruang
publik, seperti koridor, lobi, sekolah,
dll.
Penataan
ruang
semipublik
untuk
mendapatkan
privasi
lebih menekankan
peluang
terjadinya
interaksi atau menghindari terjadinya interaksi.
Ruang
semiprivate,
untuk
mendapatkan
privasi
dalam ruang
ini
yaitu
dengan
menciptakan batas-batas antar kegiatan yang dapat
menimbulkan konflik.
Ruang
privat,
ruang
ini
biasanya
hanya
terbuka
bagi
seseorang
atau
sekelompok kecil.
2.2.3
Pengertian Teritori
Saat atlet melakukan istirahat sosial
hingga istirahat fisik, secara
tak disadari akan terbentuk sebuah teritori dimana atlet tidak akan merasa
terganggu saat beristirahat. Teritori
yang dibentuk dalam ruang arsitektur
berdasarkan
jenis
istirahatnya
maka
akan
membentuk
privasi.
Sehingga
|