5
2.1.5
Teater Koma
Didirikan
di
Jakarta,
1
Maret
1977.
Hingga
2011,
sudah
memproduksi
121
pementasan,
ditelevisi
maupun
di
panggung
Pusat
Kesenian
Jakarta Taman
Ismail
Marzuki
dan
Gedung
Kesenian
Jakarta.
Sering
melakukan kiprah
kreatifitasnya di
Pusat
Kesenian
Jakarta
Taman
Ismail
Marzuki,
TVRI
dan
Gedung
Kesenian
Jakarta. Awalnya
teater
koma
mengawali
kegiatan
dengan
12
seniman (kemudian disebut sebagai Angkatan Pendiri). Kini, kelompok didukung
oleh sekitar 30 anggota aktif dan 50 anggota yang langsung bergabung jka waktu
dan kesempatannya memungkinkan.
Teater Koma bisa juga disebut sebagai
teater tanpa selesai. Arti
nama dari
Teater
Koma
adalah
sebuah
metafora
yang
mengartikan gerak
berkelanjutan,
senantiasa
berjalan,
tiada
henti,
tak
mengenal
titik'.
Pencarian
wujud
dan
isi
teater
yang
lebih
kaya
warna,
akan
menjadi
prioritas
utama.
Teater
koma
juga
mengusung semangat
memanggung
roh
teater tradisional berupa
goro-goro
yang
spontan dalam sebuah pertunjukan teater modern.
Tujuan pokok yang menjadi landasan dalam bekerja;
1.
Membentuk
kelompok
menjadi wadah,
semacam workshop,
yang
berupaya
mencari
berbagai
kemungkinan
pengucapan
lain.
Naskah-naskah
drama
yang
digali
kandungan
idenya,
lebih
diutamakan karya
para
penulis
Indonesia.
Kemudian, workshop akan diarahkan menuju perencanaan pementasan.
2.
Menyiapkan calon seniman dan pekerja
teater
yang tangguh. Pembinaan
terhadap
calon
seniman
dilakukan secara
tak
resmi.
Intim
dan
spontan,
tapi
intensif.
Lewat
omong-omong
dan
diskusi. Akan
diundang
seniman-
budayawan
di
luar
kelompok
untuk
memandu
pembahasan sebuah
topik
yang
punya keterkaitan dengan seni-budaya. Akan diselenggarakan pula
latihan
dasar yaitu olah tubuh, nafas, vokal, dan berbagai pengetahuan teater.
Keakraban
dengan
kehidupan nyata
adalah
sumber
daya
kreatif
para
seniman
teater.
Bukan
sebuah
istana
asap yang
harus
diciptakan.
Karena
pada
suatu
ketika, akan diketahui bahwa
yang dibangun
hanyalah istana asap
belaka. Lalu akan datang kekecewaan dan teater pun dibenci.
Teater
koma,
kelompok
teater
independen dan
bekerja
lewat
berbagai
pentas
yang
mengkritisi
situasi-kondisi sosial-politik
di
tanah
air,
dan
sebagai
akibat,
harus
menghadapi
pelarangan
pentas
serta
pencekalan
dari
pihak
yang
b
e
r
w
e
n
a
n
g
.
B
e
r
b
a
g
a
i
u
p
a
y
a
j
u
g
a d i l a k u k a n
l
e
w
a
t p r o g r a m
apresiasi (PASTOJAK,
Pasar
Tontonan
Jakarta,
yang
digelar
selama
sebulan
penuh
diPKJ-TIM, Agustus1997,
diikuti
oleh
24
kelompok
kesenian
dari
dalam
dan luar negeri).
Teater Koma
yakin, teater bisa
menjadi
salah satu jembatan
menuju suatu
keseimbangan batin
dan
jalan
bagi
terciptanya
kebahagiaan
yang
manusiawi.
Jujur,
bercermin
lewat
teater,
diyakini pula
sebagai
salah
satu
cara
untuk
|