6
mengasah
daya
akal
sehat,
daya
budi, dan
hati
nurani.
Teater
Koma,
kelompok kesenian
nirlaba
yang konsisten dan produktif. Dikenal punya banyak
penonton
yang setia.
Pentas-pentasnya sering digelar
lebih
dari
2
minggu,
bahkan pernah berpentas lebih dari
satu bulan dan
menarik penonton
terdiri dari
orang-orang dari
segala
usia dan dari
semua
lapisan
masyarakat.
Teater
Koma
pun
juga
menawarkan
harga
tiket
pertunjukan yang
terjangkau
agar
seluruh
lapisan masyarakat dapat menonton pertunjukan Teater Koma.
Menurut
narasumber, penonton
akan
tersentuh
dengan
melalui
cerita
drama
dan
menurutnya seni
dapat
mempengaruhi orang
untuk
bertindak. Teater
Koma
bermain
dan
berinteraksi dengan
khalayak
yang
semakin
besar
yang
menjadikannya kuat dan didirikan sebagai
entitas penting dalam teater Indonesia.
Teater
Koma
mempunyai
target
pertunjukannya
minimal
sekali
dalam
setahun
namun
mereka
tetap
berusaha
untuk
membuat paling
tidak
tiga
produksi
dalam
setahun,
dengan
catatan
satu
kali
produksi
besar,
dua
kali
produksi
kecil
dengan ketentuan besar kecil
tersebut
merupakan banyaknya orang
yang
terlibat
dalam suatu pertunjukan.
Mengenai
tema-tema yang
diangkat
oleh
teater
koma
dalam
setiap
pertunjukannya, biasanya
tema
cerita
berdasarkan
bapak
N.
Riantiarno
selaku
pimpinan Teater
Koma
namun
tidak
menutup
kemungkinan
untuk
usulan
dari
masing-masing anggota,
karena
pada
tiap
naskah
yang
akan
dipentaskan
pasti
akan melalui porses bedah naskah bersama seluruh anggota Teater Koma.
2.1.6
Karakteristik Teater Koma
Menyajikan produksi
teater
sebagai
campuran dari
sindiran
politik,
kritik
terselubung, musik kencang, bergaya akting, dan umumnya bersemangat kinerja.
Teater
Koma
disebut
"teater
meriah"
dan
resep
eklektik ini
merupakan
pembauran dari
teater
modern
dengan
teater
rakyat
yang
bukan
hanya
sedap
dipandang,
enak
dinikmati dan
menyatu,
tapi
juga
intim
dengan
masyarakat,
dekat, akrab dan bermakna.
Teater
Koma
murni
pertunjukan seni
teater,
mereka
tidak
bekerja
secara
komersil atau dengan kata lain menjual nama dramawannya dalam promosinya.
Semangat
memanggung
dengan
roh
teater
tradisional
berupa
goro-goro
yang
spontan dalam sebuah pertunjukan teater modern.
Gaya opera lengkap dengan gerak/tari, menyanyi baik solo maupun bersama.
|