Pada perkembangan sosial masa remaja, mereka lebih melibatkan
kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, dalam Papalia & Olds,
2001). Dengan demikian pada masa remaja, pengaruh lingkungan dalam
menentukan perilaku diakui cukup kuat. Salah satu lingkungan sosial remaja,
adalah lingkungan sekolah.
Pada penelitian sebelumnya mengenai perilaku konsumtif pada remaja,
sampel berasal dari sekolah-sekolah umum, dari hasil penelitian-penelitian
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan dimana adanya kecenderungan perilaku
konsumtif yang cukup besar. Namun, pada sekolah berjenis boarding school,
pelajar menghabiskan hampir seluruh kegiatan kesehariannya dalam lingkungan
sekolah maupun asrama (Honris, dalam Gaztambide-Fernández dan Rubén,
2009). Meskipun sekolah berasrama yang identik dengan kondisi yang terisolasi
dari dunia luar dan memiliki
akses kedunia luar yang lebih sedikit, namun tidak
menjamin bahwa siswa-siswi akan menjadi individu yang tidak konsumtif.
Pemilihan remaja SMA boarding school
dikarenakan peneliti memiliki
asumsi, bahwa siswa-siswi asrama memiliki kemungkinan pandangan yang
berbeda karena beberapa hal, seperti jauh dari orang tua, memiliki
akses ke
dunia luar yang lebih sedikit, dan lain sebagainya. Salah satu sekolah yang
menyediakan model pendidikan boarding school
adalah SMA International
Islamic Boarding School Republic of Indonesia atau dikenal dengan SMA IIBS.
Pemilihan SMA IIBS berdasarkan atas SMA boarding school
yang
menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kurikulum nasional, disamping
pendidikan lainnya sesuai dengan karakteristik yang akan SMA IIBS ingin capai,
serta memiliki standar internasional. SMA IIBS juga memiliki siswa-siswi dengan
keberagaman suku dan berasal dari berbagai daerah (Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Sumatra bahkan Jayapura), dan berada di kelas ekonomi menengah
ke atas, sehingga di asumsikan memiliki kecenderungan berperilaku konsumtif.
|