Home Start Back Next End
  
2.4. Kerangka Berfikir
Manusia sering kali dihadapkan pada persoalan untuk memenuhi
kebutuhannya dan mempertahan kehidupannya (Fromm, 1955). Oleh karena itu,
manusia harus melengkapi kebutuhannya tersebut. Namun seiring
berkembangnya jaman, manusia tidak lagi berpusat hanya pada pemenuhan
kebutuhannya, tetapi juga untuk memenuhi keinginan-keinginannya (Fromm,
1955).
Fromm (1995) menyatakan bahwa keinginan masyarakat untuk
mengkonsumsi sesuatu produk telah tidak mempedulikan kebutuhan yang
sesungguhnya.
Masyarakat modern
memiliki keinginan untuk membelanjakan
uangnya dengan mengkonsumsi barang dan jasa yang modern
agar tidak
ketinggalan jaman.
Tuntutan dan tindakan seperti inilah yang merupakan
perillaku konsumtif yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek yang ada di
sekelilingnya (Engel, dkk, 1994).
Hal tersebut secara tidak langsung
mempengaruhi peningkatan daya beli masyarakat.
Menurut Tambunan (2001), pada umumnya perilaku konsumtif terjadi
pada remaja, yang dalam perkembangannya mereka akan menjadi orang
dewasa dengan gaya hidup konsumtif, karena pola konsumsi seseorang
terbentuk pada usia remaja (Loundon & Bitta, 1993). Remaja merupakan salah
satu contoh yang paling mudah terpengaruh gaya hidup konsumtif (Loudon &
Bitta, 1993). Meskipun sebagian besar dari remaja tidak memiliki penghasilan
tetap karena belum memiliki pekerjaan dan masih bersekolah, namun para
pemasar tahu bahwa sebenarnya pendapatan mereka tidak terbatas, dalam arti
bisa meminta uang kapan saja pada orang tua mereka (Loudon & Bitta, 1994).
Selain itu remaja merupakan tipe konsumen yang mudah terpengaruh oleh
rayuan penjual, mudah terbujuk iklan, tidak berfikir hemat, kurang realistis, dan
impulsif (Johnstone dalam Brahim, 2009).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter