8
keterangan.
Pada
suatu
hari,
kumpeni
dan tuan-tuan tanah kaya berhasil
mendapat informasi tentang keluarga si Pitung. Maka merekapun menyandera
kedua orang tuanya dan si Haji Naipin. Dengan siksaan yang berat akhirnya
mereka mendapatkan informasi tentang dimana Si Pitung berada dan rahasia
kekebalan tubuhnya.
Berbekal semua informasi itu, polisi kumpeni pun menyergap Si Pitung. Tentu
saja Si Pitung dan kawan-kawannya melawan. Namun malangnya, informasi
tentang rahasia kekebalan tubuh Si Pitung sudah terbuka. Ia dilempari telur-
telur busuk dan ditembak. Ia pun tewas seketika.Meskipun demikian untuk
Jakarta, Si Pitung tetap dianggap sebagai pembela rakyat kecil.
?
Awal legenda menurut Margreet Van Till (1996) dalam In search of Si
Pitung; The history of an Indonesian legend, Si Pitung merupakan seorang
kriminal, yang diawali ketika Si Pitung menjual kambing di pasar Tanah
Abang, kemudian dicuri oleh para
centeng (Si Gomar
menurut
versi Film Si
Pitung (1970) tuan tanah. Sebagai tindakan balasan kemudian Pitung
melakukan pencurian di tempat Haji Saipudin seorang kaya Juragan Tuan
Tanah di Marunda pada waktu itu (Rumah Haji Saipudin sekarang menjadi
tempat Musium Si Pitung). Legenda yang di kisahkan dalam film Si Pitung, Si
Pitung dan Kawanan-nya menggunakan cara yang pintar dengan menyamar
sebagai pegawai Pemerintah Belanda (Di
Versi Film Si Pitung, Pitung sebagai
"Demang Mester Cornelis (Wilayah Mester
Cornelis saat ini disebut sebagai
Jatinegara merupakan bagian dari Kota
Jakarta
Timur")
dan
Dji-ih
sebagai
Opas). Kemudian melakukan penipuan dengan memberikan surat kepada
Haji Saipudin agar Haji Saipudin menyimpan uang di tempat Demang Mester
Cornelis.
Pitung
menyatakan
bahwa
uang
tersebut
dalam pengawasan
pencurian.
Haji
Saipudin
setuju
kemudian
Pitung
dan
Kelompoknya
membawa lari uang tersebut.
Akibat
dari
hal
ini
kemudian
Si Pitung
dan
Kawanannya
menjadi
buronan
kompenie. Hal ini menarik perhatian komisaris polisi yang bernama Heyne
(Schout Heyne, atau Heijna, Scothena, atau Tuan Sekotena). Nama petugas
polisi pada saat itu bernama A.W.V. Hinne yang pernah bertugas di Batavia
dari
tahun
1888
-
1912.
(Menurut
catatan kepolisis
Belanda.
Hinne
memulai
karier sebagai pegawai klerikal Pemerintah Belnda, kemudian menjadi Deputi
Kehutanan, dan Polisi di beragam tempat di Indonesia.
Hinne
menderita sakit
yang serius, sesudah dikembalikan ke
Eropa untuk penyembuhan. Pada akhir
tahun 1880 Hinne menjadi seorang Perwira Polisi di Batavia (Stambock van
Burgerlijke Ambtenaren in Nederlandsch-Indie
en
Gouvernements
Marine,
ARA (Aigemeen Rijksarchief), Den Haag, register T.f. 274). Hinne segera
memburu Si Pitung dengan membabi buta. Akhirnya dia dapat menangkap
Pitung, tetapi kemudian Si Pitung berhasil melarikan diri dari tahanan ka-
Demangan Meester Cornelis. Van Till (1996) menyatakan bahwa Si Pitung
mampu
bebas
dengan
kekuatan
magis
tetapi
menurut
versi
Film Si
Pitung
(1970), Si Pitung lepas dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam.
|