Home Start Back Next End
  
10
Nama Pitung mau ditangkep kawan-kawannya
?
Menurut Damardini (1993:148) dalam ‘In search of Si Pitung; The history of
an Indonesian legend’ oleh : Margreet Van Till (1996):
Pitung memang perampok. Mungkin saja Haji Samsudin dipukuli ketika itu.
Kalau menurut istilah sekarang, Pitung itu pengacau, dan dicari oleh
Pemerintah. Pitung
memang
jahat. Pekerjaannya
merampok
dan
memeras
orang-orang kaya. Menurut kabar, hasil rampokannya dibagikan pada rakyat
miskin. Namun sebenarnya tidak. Tidak ada perampok yang rela membagi
hasil rampokannya dengan cuma-cuma, bukan? Menurut kabar, Pitung
menyumbangkan
uangnya
pada
mesjid-mesjid. Saat itu mesjid hanya ada di
Pekojan, Luar Batang, dan Kampung Sawah. Tidak ada bukti bahwa Pitung
mendermakan uangnya di sana.'
Pitung
menjadi karakter sebagai
Robin Hood versi Betawi dikembangkan oleh
Lukman
Karmani
(Till, 1996).Karmani
menulis
novel
Si
Pitung,
novel
ini
dikisahkan
bahwa
Si
Pitung
sebagai
pahlawan sosial. Menurut Rahmat Ali
(1993).
'Pitung
sebagai
tokoh
kisah
Betawi
masa lampau
memang
dikenal
sebagai
perampok, tetapi hasil rampokan itu digunakan untuk menolong orang-orang
yang menderita. Dia adalah Robin Hood Indonesia. Walaupun demikian pihak
yang berwenang tidak memberikan toleransi, orang
yang bersalah
harus
tetap
diberi hukuman yang setimpal' (Rahmat Ali 1993:7)
Beragam  pro  dan  kontra  banyak  menyelubungi  di  balik  kisah  legenda  Si
Pitung ini, tetapi pada dasarnya bahwa tokoh Si Pitung adalah cerminan
pemberontakan sosial yang dilakukan oleh "Orang Betawi" terhadap penguasa
pada saat
itu
yaitu Belanda. Apakah hal
ini dipertanyakan valid atau tidaknya,
kisah Si Pitung begitu harum didengar dari generasi ke generasi oleh
masyarakat Betawi sebagai tanda pembebasan sosial dari belenggu penjajah.
Hal
ini
ditunjukkan
dari
Rancak
Pitung diatas
bagaimana
Si
Pitung
begitu
ditakuti oleh pemerintah Belanda pada saat itu.
?
Kisah berdasarkan Hindia Olanda tahun 1892 (koran terbitan lokal saat itu).
Pada tahun 1892 SI Pitung dikenal pada
sebagai
“One
Bitoeng”,
“Pitang",
kemudian
menjadi
“Si
Pitoeng”
(Hindia Olanda 28-6-1892:3; 26-8-1892:2).
Laporan  pertama  dari  surat  kabar  ini  menunjukkan  bahwa  schout  Tanah
Abang mencari rumah “One Bitoeng” di Sukabumi. Dari hasil penemuannya
ditemukan
Jas
Hitam,
Seragam Polisi
dan
Topi,
serta
beberapa
perlengkapan
lainnya 
yang 
digunakan 
untuk 
mencuri 
kampung 
(Hindia 
Olanda, 
28-6-
1892:2).Kemudian
sebulan
kemudian
polisi menggeledah rumahnya kembali
dan ditemukan uang sebesar 125 gulden.
Hal ini diduga uang curian dari
Nyonya De C dan
Haji Saipudin seorang Bugis dari Marunda (Hindia Olanda
10-8-1892:2;2; 
26-8-1892:2). 
Kemudian 
Si 
Pitung 
menggunakan 
senjata
untuk mencuri pada tanggal 30 Juli 1892, ketika itu Si Pitung dan lima
kawanannya   (Abdoelrachman,   Moedjeran,   Merais,   Dji-ih,   dan   Gering)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter