Home Start Back Next End
  
17
paru-parunya kambuh
namun Sinse Choa
tabib
lokal disana berhasil
menyembuhkannya
dengan ramuan tradisional.
1937-
Tan Malaka pergi meninggalkan Tiongkok
ketika
Jepang
menyerang,
dengan
nama samara Tan Min Siong, ia pergi menuju Rangoon, Burma. Dari Burma ia menuju
Singapura dengan nama samara Tan Ho Seng.
1942-
ketika
Jepang
menyerbu
singapura
ia kembali
ke
Medan
dengan
nama
Legas
Hussein, dan kembali ke Padang disanalah ia bertemu dengan Tan Malaka palsu buatan
Jepang untuk memancing munculnya tokoh-tokoh radikalis.
1942-1943 Tan Malaka pergi ke Desa Rawajati, Kalibata, Jakarta. Disini ia menulis
karyanya yang cukup penting dan
dikatakat karya terbesar MADILOG (Materialisme,
Dialektika, dan Logika). Yang meruapakan buah pikir dari pengembaraannya. Inti dari
Madilog adalah penglihatan masa depan Indonesia yang merdeka dan sosialis, serta
merupakan
upaya
untuk
merombak
system
berpikir
bangsa
Indonesia
dari
pola
pokir
yang
penuh
dengan
mistik
kepada
satu
cara berpikir yang rasional. Dalam menulis
Madilog ini
ia selalu berdiskusi
dengan
pemuda,
dia
banyak
bercerita
tentang
kesengsaraan  penduduk  di  bawah  penguasaan  Jepang.  Karena  kativitasnya 
inilah  ia
pernah digeledah, namun karena tak ditemukan bukti yang memberatkannya pejabat yang
menggeledahnya
(Aisten
Wedana
Pasar
Minggu)
meminta
maaf kepadanya.
Ia
tak
tahu
bahwa
Tan
menyembunyikan kertas-kertasnya di kandang ayam dan disamarkan sebagai
kaki meja.
1943-
Tan
Malaka
pergi
ke
Bayah,
Banten dengan
nama
samaran
Ilyas
Hussein
ia
bekerja disana setelah
melamar ke kantor sosial.
Tan Malaka
membutuhkan penghasilan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter