18
sekaligus
tempat
bersembunyi.
Tan
dikenal sebagai
kerani
yang
baik
hati,
sering
membelikan
makanan
pada
para
pekerja romusha
dari
upahnya
sendiri.
Ia
pun
mengusulkan tentang peningkatan kesejahteraan romusha.
1944-
Soekarno dan Hatta berkunjung ke Bayah. Tan menjadi anggota panitia
penyambutan tamu. Soekarno memberikan pidato yang berisi bahwa Jepang akan
memberikan kemerdekaan kepada Imdonesia setelah mengalahkan sekutu. Ketika
moderator
membuka
sesi
tanya
jawab.
Tan
mengajukan
pertanyaan,
apakah
tidak
lebih
tepat kemerdekaan Indonesialah kelak yang menjamin kemenaangan terakhir?. Soekarno
menjawaba
bahwa
Indonesia
harus
menghormati jasa Jepang menyingkirkan tentara
Belanda, namun Tan membantah menurutnya rakyat akan berjuangdengan semangat yang
lebih besar
membela kemeredekaan yang ada daripada yang dijanjikan. Tan melihat
Soekarno jengkel.
1945-
Tan datang ke Jakarta dari Bayah dengan
memperkenalkan diri sebagai Ilyas
Hussein. Ia bertemu dengan para pemuda seperti Sukarni, Chaerul Saleh, B.M Diah. Ia
menyampaikan gagasannya tentang kemerdekaan dan proklamasi
yang
membuat Sukarni
terpukau.
Sukarni
pun
yakin
bahwa
proklamasi
harus
segera
diumumkan.
Setelah
dari
sana Tan kembali ke Banten untuk menggerakan para pemuda Banten. Setelahnya ia
kembali lagi ke Jakarta, namun ia gagal menemui tokoh-tokoh pemuda. Ia tidak tahu
bahwa
tokoh-tokoh
pemuda
akan
menculik Soekarno-Hatta ke rengas dengklok. Ketika
Proklamasi
Tan
Malaka
tidak
mengetahuinya, in
sungguh
ironis
karena
Tan
lah
yang
menggagas konsep republik Indonesia. Setelah proklamasi para pemuda
masih sulit
untuk
ditemui Tan, akhirnya Tan menuju rumah Ahmad Soebardjo. Soebardjo terkejut karena
mengira Tan telah mati, mereka pernah bertemu di Belanda pada tahun 1919. Tan
|