5
2.4. Seni Tradisional
2.4.1. Seni Mamaos Cianjuran
Keistimewaannya
adalah
lagu-lagunya
tidak
berpatokan
pada
birama
tertentu,
sehingga banyak yang bilang bahwa Seni Cianjuran adalah termasuk Seni Jazz.
2.4.2. Kacapi Suling, Jaipongan (Ketuk Tilu) dan Calung.
2.5. Makanan Tradisional
2.5.1. Tauco
Makanan khas Cianjur yang berasal dari negeri Cina. Terbuat dari kacang
kedelai pilihan, diproses secara tradisional. Pabrik tauco tertua adalah pabrik tauco cap
meong, didirikan tahun 1880 di kota Cianjur.
2.5.2. Manisan
2.6. Budaya Cianjur
2.6.1. Ngaos (, tradisi mengaji dalam masyarakat Cianjur )
Cianjur
sudah
lama
dikenal
sebagai
salah
satu
kota
santri.
Dan
salah
satu
tradisi
yang sangat melekat dalam diri masyarakat Cianjur adalah budaya Ngaos. Ngaos adalah
tradisi
masyarakat
yang
mewarnai suasana dan
nuansa Cianjur dengan
masyarakat
yang
lekat
dengan
keberagamaan.
Citra
sebagai
masyarakat
agamis
ini
seperti
yang telah
dikemukakan
terdahulu
adalah
sebagai
langkah dari
Djajasasana
putra
R.
A.
Goparana
yang
memeluk
agama
Islam
pada
tahun
1677
dimana
pada
saat
itu
beliau
bersama
dengan
ulama dan santri pada saat
itu gencar
menyebarkan
syariat Islam. Itulah
sebabnya mengapa Cianjur mendapat julukan sebagai kota gudang kyai dan gudang
santri.
Pondok-pondok
pesantren
yang
tumbuh
dan berkembang di tatar Cianjur sedikit
atau
banyak
telah
berkontribusi
dalam perjuangna
sejarah kemerdekaan
negeri
ini.
Disanalah bergolak jiwa semangat berjihad. Banyak pejuang-pejuang meminta restud ari
kyai-kyai
sebelum berangkat
ke
medan
pertempuran.
Menurut
mereka
itu,
mereka
baru
merasa
lengkap
dan
percaya
diri
apabila telah
mendapat
restu
dari
kyai.Sekilas,
tradisi
mengaji
di
kalangan
masyarakat
Cianjurini
tidak
jauh
berbeda
dengan
daerah-daerah
lain di Jawa Barat seperti Garut, Tasikmalaya, Banten, Cirebon dan lain sebagainya yang
juga dikenal sebagai gudangnya santri.
Memang
pada
dasarnya
tidak
ada
perbedaan
yang
mencolok,
sebab
Islam sendiri
mengajarkan
umatnya
untuk
senantiasa
mengaji
dan
menghayati
serta
memahami
Al
uran yang merupakan jalan hidup yang lurus.Begitu pula dengan kalangan masyarakat
Cianjur,
meskipun sekarang terlihat adanya penurunan dalam melestarikan budaya
Ngaos
tetap
tidak
akan
pernah
hilang
dalam sanubari
masyarakat
Cianjur,
khususnya
masyarakat
(dalam arti
ini
pesantren)
yang
terletak
di
daerah-daerah
pinggiran
Cianjur
sebab begitu kuatnya mereka memegang tradisi ini.Umumnya tradisi Ngaos di Cianjur
memang
lebih dikenal dalam kegiantan kepesantrenan. Sepeti Ngaos
nyorangan, Ngaos
bandungan, Ngaos tarabasan. Yang kesemuanya memiliki arti yang berbeda akan tetapi
dengan tujuan yang sama. Misalnya ngaos nyorangan adalah bentuk mengaji secara
mandiri
yang
dilakukan
oleh
seorang
santri
dalam
memahai
isi
kandungan
Al
Quran.
|