Home Start Back Next End
  
6
Ngaos bandungan adalah suatu bentuk
mengaji dimana saat santri seang
membaca
isi Al
quran  dengan  didampingi  seorang  ustadz  yang  sewaktu-waktu  membetulkan  bacaan
santri apabila sang santri salah dalam bacaannya serta
memberi
tafsiran apabila memang
diperlukan.
Bngaos
tarabasan
adalah
cara membaca
Al
Quran
secara
bersama-sama
dengan maksud untuk bersama-sama menghapal isi Al Quran.
2.6.2. Mamaos ( Tembang Sunda Cianjuran )
Mamaos
adalah seni
budaya
yang
menggambarkan
kehalusan
budi dan
rasa
menjadi
perekat
persaudaraan
dan
kekeluargaan
dalam tata
pergaulan
hidup.
Mamaos
dapat pula diartikan dengan membaca, yaitu membaca (merenungkan) segala ciptaan
Tuhan,
membaca
(merenungkan)
hubungan
antara manusia
dengan
manusia,
manusia
dengan alam, antara mahluk dengan mahluk ciptaan Allah Yang Maha Pencipta Seni
mamaos
tembang
sunda
Cianjuran
lahir
hasil
cipta,
rasa
dan
karsa
Bupati
Cianjur
R.
Aria Adipati kusumahningrat
yang dikenal dengan sebutan
Dalem Pancaniti. Ia
menjadi
pupuhu
(pemimpin)
tatar
Cianjur
sekitar
tahun
1834-1862.Dengan
kehalusan
rasa
seni
Dalem Pancaniti,kesenian
tersebut
menjadi
inspirasi
lahirnya
suatu
karya
seni
yang
sekarang disebut Seni
Mamaos
Tembang Sunda Cianjuran. Dalam
tahap penyempurnaan
hasil
ciptaannya
Dalem Pancaniti
dibantu
oleh
seniman
kabupaten
yaitu:
Rd.
Natawiredja,
Bapak
Aem dan
Maing
Buleng.
Para
seniman
tersebut
mendapat
izin
dari
Dalem
Pancaniti
untuk menyebarkan
lagu-lagu
hasil
ciptaan
Dalem
Pancaniti.Syair
Mamos
yang
pertama
kali
diciptakan
oleh
Dalem
Pancaniti
berjudul
Layar
Putri
yang
isinya:Sada gugur di kapituSada gelap ngadadasaranSada laut lilintungan.
Kamana ngaitkeun ngincirKa kaler katojo bulanKamana ngaitkeun pikirSugan
paler kasabulan Setelah Dalem Pancaniti wafat tahun 1816, Bupati Cianjur dilanjutkan
oleh anaknya yaitu R. A. A. Prawiradiredja II (1816-1910), seni Mamaos
ini mulai
mencapat
tahap
penyempurnaan
dengan diiringi dentingan kecapi dan suara
suling.Sekarang
ini
Tembang
Sunda
Cianjuran sudah
terkenal
bukan
saja
di
Nusantara
akan tetapihingga pelosok mancanegara. Untuk melestarikan kesenian tradisional,
diadakan pasanggiri tembang sunda cianjuran, baik lokal maupun regional / nasional
(Jawa
Barat, Banten
dan
DKI
Jakarta).Seni
Mamaos
ini
terdiri
dari
alat
kecapi
indung
(kecapi besar dan kecapi rincik / kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi
penembang
atau
juru.
Pada
umumnya syair-syair
Mamaos
ini
lebih
banyak
mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaanNya.
2.6.3. Maenpo (seni beladiri khas Cianjur)
Sejak dulu Cianjur dikenal dengan seni beladiri Pencak Silat
yang
menghasilkan
beberapa
aliran
terkenal,
antara
lain aliran
Cikalong,
Cimande
dan
Sabandar.
Yang
sampai kini masih dipelajari dan diminati pencinta pencak silat
oleh
berbagai
kalangan
baik
di
daerah-daerah
lokal
maupun
mancanegara.Maenpo atau
dikenal
juga
dengan
istilah
pencak
silat
adalah
suatu
kesenian
beladiri
yang
menggambarkan
keterampilan
dan ketangguhan . Maenpo sendiri secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu maen dan po.
Maen berarti melakukan sesuatu sementara po berasal dari istilah China untuk memukul.
Maka maenpo artinya melakukan sesuatu dengan memukul.Pecipta dan penyebar seni
maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim.
Aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang
mampu
membaca
segala
gerak
lawan
ketika anggota
badan saling
bersentuhan.
Dalam
maenpo   dikenal  
istilah  
liliwatan   (pengideraan)   dan   Peupeuhan   (pukulan).   Seni
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter