7
sangat
subur.
Dengan
keuletan
dan
kegigihannya
dalam bekerja,
Malin lama
kelamaan
berhasil
menjadi
seorang
yang
kaya
raya.
Ia
memiliki
banyak
kapal
dagang
dengan
anak buah
yang
jumlahnya
lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang
mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah
menikah
sampai
juga
kepada
Ibu
Malin
Kundang.
Ibu
Malin
Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah
berhasil. Sejak saat itu, Ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga,
menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan
pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak.
Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada
dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau
yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta
istrinya.
Ibu
Malin
pun
menuju
ke
arah kapal.
Setelah
cukup
dekat,
Ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin
yakinlah
Ibunya bahwa
yang
ia dekati adalah Malin Kundang.
"Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama
tanpa
mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang.
Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor
memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia
mengetahui
bahwa
wanita
tua
itu
adalah
Ibunya,
karena
dia
malu
bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya
Mendapat
perlakukan
seperti itu
dari
anaknya
Ibu
Malin
Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak
durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, Ibu Malin
menyumpah
anaknya
"Oh
Tuhan,
kalau
benar
ia
anakku,
aku
sumpahi dia menjadi sebuah batu".
|