Hirnawan & Zufialdi, 1993).
Kondisi lingkungan geologi fisik sangat berperan
dalam kejadian
gerakan tanah selain kurangnya kepedulian masyarakat karena
kurang informasi
ataupun karena semakin merebaknya pengembangan wilayah
yang mengambil
tempat di daerah yang mempunyai masalah lereng rawan
longsor.
b.
Ketidakseimbangan Beban di Puncak dan di Kaki Lereng
Beban tambahan di tubuh lereng bagian atas (puncak) mengikutsertakan peranan
aktifitas manusia. Pendirian atau peletakan bangunan, terutama memandang
aspek estetika belaka, misalnya dengan membuat perumahan (real estate) atau
bangunan
lain
di tepi-tepi lereng atau di puncak-puncak bukit merupakan
tindakan ceroboh yang dapat mengakibatkan longsor. Kondisi tersebut
menyebabkan berubahnya keseimbangan tekanan dalam tubuh lereng. Sejalan
dengan kenaikan beban di puncak lereng, maka keamanan lereng akan menurun.
Pengurangan beban di daerah kaki lereng berdampak menurunkan faktor
keamanan. Makin besar pengurangan beban di kaki lereng, makin besar pula
penurunan faktor keamanan lerengnya, sehingga lereng makin labil atau makin
rawan longsor. Aktivitas manusia berperan dalam kondisi seperti ini.
Pengurangan beban di kaki lereng diantaranya oleh aktivitas penambangan bahan
galian, pemangkasan (cut) kaki lereng untuk perumahan, jalan dan lain
lain, atau
erosi (Hirnawan, 1993).
c.
Vegetasi
Hilangnya tumbuhan penutup, dapat menyebabkan alur-alur pada
beberapa
daerah tertentu. Penghanyutan makin meningkat dan akhirnya terjadilah
longsor
(Pangular, 1985). Dalam kondisi tersebut berperan pula faktor erosi.
Letak atau
|