37
Soemirat
dan
Ardianto
(2002:97)
menjelaskan
efek
kognitif dari
komunikasi
sangat
mempengaruhi
proses
pembentukan
citra
seseorang.
Citra terbentuk
berdasarkan
pengetahuan
dan informasi-informasi
yang
diterima
seseorang.
Komunikasi
tidak
secara
langsung
menimbulkan
perilaku
tertentu,
tetapi
cenderung
mempengaruhi
cara kita
mengorganisasikan
citra
kita
tentang lingkungan.
Public
Relations
digambarkan
sebagai
input-output,
proses
intern
dalam
model
ini
adalah pembentukan
citra, sedangkan
input
adalah
stimulus
yang
diberikan
dan
output
adalah
tanggapan atau
perilaku
tertentu.
Berikut
ini adalah
bagan dari
orientasi
PR, yakni
image
building
(membangun
citra) sebagai
model
komunikasi dalam PR yang dibuat oleh Soemirat dan Ardianto.
Efektivitas
PR
di dalam
pembantukan
citra
(nyata,
cermin
dan
aneka
ragam)
organisasi,
erat
kaitannya
dengan
kemampuan
(tingkat
dasar
dan
lanjut)
pemimpin
dalam
menyelesaikan
tugas
organisasinya,
baik
secara
individual
maupun
tim
yang
dipengaruhi
oleh
praktek
berorganisasi
(job
design,
reward
system,
komunikasi
dan pengambilan
keputusan)
dan
manajemen
waktu/ perubahan
dalam mengelola sumberdaya
(materi,
modal
dan
SDM)
untuk
mencapai
tujuan
yang
efisien
dan
efektif,
yaitu
mencakup
penyampaian
perintah,
informasi,
berita dan
laporan,
serta
menjalin
hubungan
dengan
orang.
Hal
ini
tentunya
erat dengan penguasaan
identitas diri yang
mencakup
aspek fisik, personil, kultur,
hubungan
organisasi
dengan
pihak
pengguna,
respons
dan
mentalitas
pengguna
(Hubeis,
2001).
Praktisi
humas senantiasa dihadapkan pada
tantangan dan
harus
menangani
berbagai
macam
fakta
yang
sebenarnya,
terlepas
dari
apakah
fakta
itu
hitam,
putih,
atau
abu-abu.
Perkembangan
komunikasi
tidak
memungkinkan
lagi
bagi
suatu
organisasi
untuk
menutup-nutupi
suatu
fakta. Citra
humas yang
ideal adalah kesan
yang benar,
yakni
|