30
Baranowski, Perry, dan Parcel (1997) menyatakan bahwa "reinforcement
is
the
primary construct in the operant form of learning" proses penguatan merupakan bentuk
utama dari cara belajar seseorang. Proses penguatan juga merupakan konsep sentral dari
proses belajar sosial. Di dalam teori kognitif sosial,
penguatan
bekerja
melalui
proses
efek
menghalangi (inhibitory
effects)
dan
efek
membiarkan
(disinhibitory
effects).
Inhibitory
Effects terjadi ketika seseorang melihat seorang model
yang diberi hukuman
karena
perilaku
tertentu,
misalnya
penangkapan
dan
vonis hukuman
terhadap
seorang
artis penyanyi terkenal karena terlibat dalam
pembuatan video porno. Dengan
mengamati apa
yang dialami
model tadi,
akan mengurangi kemungkinan orang
tersebut
mengikuti apa yang dilakukan sang artis penyanyi terkenal itu. Sebaliknya, Disinhibitory
effects terjadi
ketika
seseorang
melihat
seorang
model
yang
diberi
penghargaan
atau
imbalan
untuk
suatu
perilaku
tertentu.
Misalnya disebuah tayangan
kontes
adu
bakat
di
sebuah televisi ditampilkan sekelompok pengamen jalanan yang bisa memenangi hadiah
ratusan
juta
rupiah,
serta
ditawari
menjadi
model
iklan
dan
bermain
dalam sinetron
karena
mengkuti
lomba tersebut. Menurut teori ini, orang juga akan mencoba mengikuti
jejak sang pengamen jalanan.
Efek-efek
yang
dikemukakan
di
atas
tidak
tergantung
pada
imbalan
dan
hukuman yang sebenarnya, tetapi dari penguatan atas apa yang dialami orang lain tapi
dirasakan seseorang sebagai pengalamannya sendiri (vicarious reinforcement). Menurut
Bandura (1986), vicarious reinforcement terjadi karena adanya konsep pengharapan
hasil
(outcome
expectations ) dan harapan hasil (outcome
expectancies
). Outcome
expectations menunjukkan bahwa ketika kita
melihat seorang
model diberi penghargaan
dan
dihukum,
kita
akan
berharap
mendapatkan
hasil
yang
sama
jika
kita
melakukan
|