![]() 41
berkembang jadi denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos.
24
Contohnya; pohon beringin yang lebat kerap menimbulkan konotasi keramat
karena dianggap sebagai hunian makhluk halus. Konotasi keramat ini lalu
berkembang dan menjadi asumsi umum dan melekat pada symbol pohon
beringin. Sehingga image pohon beringin itu keramat bukan lagi suatu konotasi
tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tahap dua. Pada tahap ini, pohon
beringin yang keramat akhirnya menjadi suatu mitos. , sehingga pohon beringin
yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi
pada pemaknaan tingkat kedua. Pada tahap ini, pohon beringin yang keramat
akhirnya dianggap sebagai sebuah Mitos.
2.2.2.2.
Semiotika Film
Film merupakan bidang kajian yang sangat relevan bagi analisis
semiotika. Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh van Zoest (Sobur,
2009:128), film dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda itu termasuk
berbagai sitem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang
diharapkan. Ini tentunya berbeda dengan gambar fotografi yang statis, rangkaian
gambar dalam film cenderung mengasilkan imajinasi yang sarat dengan
penandaan. Van Zoest menjelaskan:
Di sini tentunya harus dibedakan antara suara yang langsung
mengiringi gambar (kata-kata yang diucapkan, derit pintu, dan
sebagainya) dan music film yang mengiringiny. Suara tipe pertama
sebenarnya secara semiotika berfungsi tidak terlalu berbeda dengan
24
Sumber: http://junaedi2008.blogspot.com/2009/01/teori-semiotik.html; 01.28;
5 Mei 2012
|