Home Start Back Next End
  
31
2.2.10   Tradisi Teh
a.
Jepang
Teh dikenal di Jepang sekitar abad ke-12. Teh yang dikenal di sana adalah teh
matcha yang terbuat dari bubuk teh hijau. Sementara upacara minum teh diperkenalkan Sen
No Rikyu pada abad ke-16. Upacara teh masih berlangsung hingga kini. Tradisi upacara
minum teh ini berlangsung sekitar empat jam. Pertama-tama tamu datang dan diantar
keruang tunggu. Mereka akan disuguhi air panas dari ketel di sebuah cangkir. Diruang ini,
tamu diharapkan memuji tuan rumah. 
Lalu, bersama-sama mereka menuju taman. Tamu berhenti untuk mencuci tangan
dan mulut di air pancuran di taman. Lalu, tamu melepaskan sepatu dan beberapa barang
bawaan sebelum masuk ke ruang penyuguhan teh. Disini tamu menikmati dekorasi dan
rangkaian bunga sambil minum sake. Tamu kemudian kembali ke taman sambil menunggu
tuan rumah menyiapkan teh kental. 
Setelah selesai, tuan rumah akan membunyikan gong yang menandakan tamu segera
kembali ke ruang penyuguhan teh. Di ruang penyuguhan,
tamu dipersilahkan minum teh
kental dengan beberapa makanan. Teh panas disajikan dengan wiski. Para tamu hendaknya
cermat mengagumi taman, perkakas, dekorasi, arsitektur, keramik, dan bunga-bunga yang
ada di ruangan.
b.
Korea
Darye
adalah bentuk upacara teh
tradisional yang dipraktikkan di Korea. Darye
adalah etika minum teh atau tatacara minum teh yang telah diwariskan oleh nenek moyang
bangsa Korea sejak ribuan tahun lalu.
Upacara teh Korea bermula dari upacara teh Tionghoa
dari Tiongkok. Bagian
terpenting dari tatacara teh ini adalah bahwa menikmati teh ala Korea dipraktikkan dalam
suasana formal namun santai dan tenang.
Upacara teh korea selain dimaksudkan untuk menemukan ketenangan dan harmoni
dalam cepat berubahnya masyarakat Korea, juga untuk meneruskan tradisi lama bangsa
Korea.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter