27
Oleh karena itu,
untuk mengurangi kemungkinan kegagalan tersebut dibutuhkan
ganbaru. dimana sesorang dapat melibatkan diri sepenuhnya dan berusaha
semaksimal mungkin. Karena secara
harfiah, Ganbaru
adalah
"untuk melakukan
sesuatu dengan keuletan (Soler, 1999)."
Oleh karena keuletan serta kerja keras, Amanuma
menyebut
ganbaru sebagai
kata kunci dari budaya
negara Jepang. Menurut Allison (1994, hal. 119 120), yang
telah mengutip ungkapan oleh Amanuma mengenai ganbaru. Amanuma
telah
menulis mengenai ganbaru sebagai konsep dari Jepang.
The Japanese concept of ganbaru translated as tenacity, persistence, and
hard work, which in its imperative form, ganbatte (hang in there; dont give
up). He proposes that the notion of leisure or relaxation carries a negative
connotation in Japan. Japanese are a people who also ganbaru (work hard) at
their leisure. This unconscious sentiment of working hard even at leisure is
perhaps something that penetrates through all Japanese people.
Terjemahan :
Ganbaru
diterjemahkan sebagai keuletan,
kegigihan, dan kerja keras,
Ganbaru yang bentuk imperatifnya adalah ganbatte ("bertahan di sana"; "jangan
menyerah). Ia berpendapat bahwa waktu luang dan relaksasi dapat membawa
dampak konotasi yang negatif di Jepang. Oleh karena itu, masyarakat Jepang
adalah masyarakat yang selalu ganbaru
walaupun berada dalam waktu luang
mereka. Masyarakat yang secara tidak sadar selalu melakukan ganbaru walaupun
berada dalam waktu luang mereka dapat dilihat pada masyarakat Jepang.
Selain sebagai budaya dari masyarakat Jepang, Ganbaru
juga menjadi ekspresi
yang menggambarkan karakteristik yang unik dari masyarakat Jepang. Masyarakat
Jepang akan merasa tidak enak apabila
mereka tidak melakukan sesuatu untuk
mengisi waktu luang mereka.
Seorang manusia memerlukan semangat untuk melakukan sesuatu, dan semangat
tersebut membantu mereka untuk mendapatkan motivasi.
Menurut Frühstück (1998,
hal. 104), mengungkapkan bahwa semangat juga merupakan bagian dari ganbaru.
|