8
2.1.3 Futekusareru
Doi
(2007)
menjelaskan futekusareru
bersamaan dengan yakekuso ni naru, ??
??????????????????????????????????
(hal. 46). Yang artinya Futekusareru
dan Yakekuso ni naru
adalah fenomena yang
diakibatkan oleh rasa dongkol.
Alternatifnya, Doi yang diterjemahkan oleh Bey (1992, hal. 24-25)
mengatakan
futekusareru
dan yakekuso
ni
naru,
masing-masing berarti suatu sikap menantang dan
mengeluarkan ucapan-ucapan yang kurang bertanggung jawab atau suatu tingkah laku
yang dapat digolongkan ke dalam sikap dongkol.
Johnson (1993, hal. 164) mengartikan futekusareru
sebagai,
untuk menantang
secara
terbuka terhadap orang lain di dalam tindakan
atau
cara bicaranya.
Johnson
(1993, hal. 166)
juga menjelaskan bahwa
futekusareru
dan
hinekureru
merupakan dua
bentuk perserongan amae
yang mencari perhatian melalui tingkah laku yang kasar, dan
melalui penjelasan tersebut Johnson mengartikan futekusareru
sebagai Untuk
menunjukkan sikap dongkol, untuk menjadi
dengki. Ia juga menambahkan, sikap
perlawanan ini disebabkan oleh kemarahan yang tidak dipendam sepenuhnya.
Johnson (1993, hal. 166) juga memberikan penjelasan tambahan lagi, bahwa
Futekusareru juga dipakai untuk menyamarkan keinginan untuk diperhatikan, dan untuk
menghukum sasaran yang dimintai perhatian dengan melepaskan cara bicara atau sikap
yang agresif.
|