33
dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang seperti dalam
berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep, dan pemecahan masalah.
Kecemasan (anxiety) merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan
emosi manusia. Sering kali orang yang mengalami kecemasan pada masa ujian,
menjadi tidak dapat berkonsentrasi saat belajar dan pada saat ujian berlangsung.
Hal ini menyebabkan keluarnya hasil ujian yang tidak maksimal.
Dalam
kesehariannya sebagai siswa ada banyak pekerjaan, tantangan, dan tuntutan yang
harus dijalankan oleh siswa. Tantangan dan tuntutan tersebut antara lain pembuatan
bermacam tugas, laporan, makalah, maupun ujian yang merupakan salah satu
bentuk evaluasi bagi siswa yang dilakukan secara rutin. Dalam hal ini, salah satu
rangsang yang membangkitkan kecemasan adalah situasi saat ujian karena menurut
Djiwandono (2001), timbulnya kecemasan yang paling besar adalah pada saat siswa
menghadapi tes atau ujian. Selama bertahun-tahun, siswa memberikan reaksi
cemas yang hebat terhadap tes. Senada dengan itu, Nevid, dkk. (2005) mengatakan
bahwa ujian merupakan salah satu sumber kecemasan bagi seseorang. Adalah
normal jika siswa kadang merasa cemas atau khawatir saat menghadapi kesulitan di
sekolah, seperti saat akan mengerjakan ujian (Santrock, 2007). Terlampau cemas
dan takut menjelang ujian, justru akan menganggu kejernihan pikiran dan daya ingat
untuk belajar dengan efektif sehingga hal tersebut mengganggu kejernihan mental
yang penting untuk dapat mengatasi ujian (Goleman, 1997). Merasa cemas kiranya
menjadi hal yang umum bagi seseorang ketika menghadapi tantangan kehidupan.
Namun kecemasan yang intens dengan durasi yang lama dapat menjadi
penghambat dalam pencapaian prestasi (achievement) seseorang. kecemasan yang
terus menerus dirasakan inilah yang dapat menjadi momok dalam proses belajar
seseorang. Penelitian Klingermann (2008) membuktikan bahwa siswa dengan
|