Home Start Back Next End
  
34
kecemasan tes yang tinggi berhubungan dengan prestasi akademik yang rendah.
Pada dasarnya kecemasan dalam tingkat rendah dan sedang berpengaruh positif
terhadap penampilan belajar siswa, salah satunya dapat meningkatkan motivasi
belajar. Sebaliknya akan memberikan pengaruh yang buruk apabila kecemasan
tersebut ada pada taraf yang tinggi (Elliot, Kratochwill, Litllefield, dan Traver, 2000).
Gambaran ini diperkuat oleh pendapat Bandura (dalam Santrock, 2007) menyatakan
bahwa telah banyak riset yang menemukan bahwa banyak siswa yang sukses
memiliki kecemasan pada level moderat (sedang). Kecemasan yang dirasakan
siswa pada taraf sedang akan membantu siswa mencapai kesuksesan dalam
menghadapi ujian nasional. Akan tetapi, beberapa siswa yang mempunyai tingkat
kecemasan dan tingkat kekhawatiran tinggi secara konstan dapat secara signifikan
merusak kemampuan mereka untuk berprestasi. Tobias (dalam Klausmeier, 1985)
juga mengatakan bahwa kecemasan yang rendah dapat membantu usaha untuk
mencapai prestasi, sedangkan tingginya kecamasan tes dapat menyebabkan
rendahnya pencapaian prestasi. Hasil penelitian Freih Owayed El-Anzi (2005),
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang negatif antara pencapaian
akademik dengan kecemasan.
Tidak hanya pada saat ujian nasional atau ujian sekolah yang dicemaskan,
tetapi tes atau ujian yang dilakukan sehari-hari di sekolah pun (ulangan harian) juga
dipersepsikan sebagai sesuatu yang mengancam dan persepsi tersebut akan
menghasilkan perasaan tertekan bahkan panik. Keadaan tertekan dan panik ini yang
akan menurunkan hasil-hasil belajar (Franken, 2002). Menurut Rost (1989),
kecemasan tes berkaitan dengan situasi yang menyebabkan kecemasan, yang
terjadi dalam situasi dan kondisi yang berhubungan dengan latihan, belajar, dan
performa. Menurut Spielberger (dalam Cohen, dkk. 2004), orang yang memiliki
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter