Besar Bahasa Indonesia (2002, ed.3) Emosi merupakan keadaan dan reaksi
psikologis dan fisiologis seperti: gembira , sedih, kecewa atau merupakan kata kerja,
sedangkan Emosional merupakan kata yang menjelaskan sifat misalnya: ber-emosi,
dengan emosinya.
Istilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan
oleh psikolog Petersolovey
dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire pada tahun
1990, dengan menyebutkan kualifikasi-kualifikasi emosi manusia yang meliputi empati,
mengungkapkan dan memahami perasaan, pengendalian amarah, kemandirian,
kemampuan
menyesuaikan diri, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi,
ketekunan dan kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat
(Salovey&Mayer).
Istilah ini populer pada tahun 1995 dan dipopulerkan oleh Daniel Goleman,
seorang psikolog
sekaligus jurnalis
dari Harvard University dalam karya
monumentalnya berjudul Emotional Intelligence. Karyanya ini menjadikan beliau
terkenal khususnya di bidang psikologi. Hasil risetnya yang menggemparkan dengan
mendefinisikan apa arti cerdas, dan dengan adanya temuan baru tentang otak dan
manusia, memperlihatkan mengapa orang yang ber-IQ tinggi justru gagal sementara
orang ber IQ sedang
menjadi
sukses
Faktor inilah menurut Goleman yang dapat memacu seseorang pada suatu
cara lain untuk menjadi cerdas yang disebutnya kecerdasan emosi. Dalam risetnya
Daniel Goleman memiliki kurang lebih lima ribu perusahaan yang tersebar di seluruh
dunia, Goleman mendapatkan gambaran ketrampilan yang dimiliki para bintang
kinerja di segala bidang, yang membuat mereka berbeda dengan yang lainnya. Dari
pekerjaan tingkat bawah sampai posisi eksekutif, faktor yang terpenting bukan
kecerdasan intelektual, pendidikan tinggi atau ketrampilan teknis, melainkan
kecerdasan emosi.
Daniel Goleman (1999), mengungkapkan bahwa faktor kecerdasan emosional
merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berprestasi.
|