Home Start Back Next End
  
13
4.
Agar tercipta keseimbangan antara permintaan (demand) dan
penawaran
(supply) dalam usaha akomodasi hotel.
Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel
bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke
aspek bangunannya
seperti luas bangunan, jumlah kamar dan
fasilitas penunjang hotel dengan bobot
penilaian yang tinggi. Tetapi
sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan
kelas
hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi
dibandingkan
dengan aspek fasilitas bangunannya. 
Walaupun demikian seorang perencana dan perancang
bangunan yang
ingin membuat sebuah Hotel dapat mengacu pada Ketentuan dan Kriteria
Klasifikasi Hotel
Prinsip Hotel yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal
Pariwisata tahun 1995. Akan tetapi untuk jumlah kamar tidak diharuskan sesuai
dengan
golongan kelas hotel asalkan seimbang dengan fasilitas penunjang serta
seimbang antara pendapatan dan pengeluaran dari hotel
tersebut. Hal ini
berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor. KM 3/HK
001/MKP/02.
II.2 Tinjauan Khusus
II.2.1 Tinjauan Terhadap Perilaku Istirahat
1.
Menurut Dr. Matius Edlund (2010) ada beberapa jenis istirahat aktif, antara lain : 
1.
Sosialisasi
Hal ini
didefinisikan sebagai menghabiskan waktu maupun mengobrol
bersama teman ataupun dengan rekan-rekan.
Menurut penelitian terbaru,
sosialisasi membantu manusia terhindar dari kanker, melawan penyakit
menular dan kemudahan depresi serta mengurangi resiko kematian akibat
serangan jantung.
Hanya mengobrol dengan orang lain
telah terbukti
mengurangi tingkat hormon stres dan memberikan manfaat hormonal dan
psikologis. 
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter