Home Start Back Next End
  
26
6.
Kanji Fonetis / Kasha Moji
Kanji fonestis adalah kanji pelambang bunyi. Huruf kanji menurut kodratnya
adalah pelambang makna sehingga kanji disebut sebagai huruf morfemis, tetapi
pada cara keenam , kanji dipakai semata-mata sebagai huruf pelambang ucapan,
makna yang dikandungnya sama sekali tidak dipakai. Dalam bahasa Jepang cara
keenam disebut dengan istilah kasha bermakna “meminjam”.
Kanji
Fonetis secara resmi mulai dipakai untuk bahasa Jepang sejak abad
delapan melalui penerbitan antologi puisi klasik berjudul manyooshuu. Pada
zaman sekarang kanji
Fonetis masih dipakai untuk nama orang dan nama
tempat.
Contoh: 
Makanan gorengan bernama TEMPURA berbahan baku udang, ikan,
sayuran yang
digoreng dengan adonan tepung terigu di Tokyo ada yang
menulisnya dengan kanji
Fonetis menjadi  ?????. Ketiga huruf kanji
itu masing-masing bermakna:???”langit”,???”wanita”,???”kain
kasa”; ketiga makna sama sekali tidak ada hubungannya dengan makanan
tempura. Jadi, yang difungsikan hanyalah ucapan ketiga huruf kanji tersebut. 
2.3.2 
Teori bushu kanji
Huruf  kanji terbentuk dari beberapa garis atau coretan. Garis-garis atau
coretan-coretan tersebut membentuk bagian-bagian kanji, lalu bagian-bagian tersebut
pada akhirnya membentuk sebuah huruf kanji secara utuh. Dengan adanya bagian-
bagian pada sebuah kanji ini maka timbul istilah yang disebut dengan bushu. Dengan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter