Home Start Back Next End
  
15
Agregat alam adalah agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di
alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui
proses erosi dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam ditentukan proses
pembentukannya.
Dimensi agregat menjadi kecil biasanya dikarenakan oleh
pelapukan batuan, contohnya adalah seperti kerikil dan pasir.
Digunung-gunung atau dibukit-bukit, dan sungai-sungai sering ditemui agregat
yang masih berbentuk batu gunung, dan dalam ukuran yang besar sehingga
diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum
dapat digunakan sebagai
agregat konstruksi.
Sehingga biasanya agregat-agregat dengan dimensi besar
sepeti ini dihancurkan terlebih dahulu menjadi lebih kecil, biasanya agregat jenis
ini disebut dengan batu pecah.
Agregat yang baik untuk digunakan memiliki butiran keras tidak berpori serta
bersifat kekal (tidak pecah terhadap pengaruh cuaca), selain itu juga tidak mengandung
zat yang dapat merusak batuan. Agregat juga harus bersih dari debu atau tanah yang
biasanya melekat pada agregat. Sehingga dibutuhkannya pemeriksaan terhadap agregat
kasar yang akan digunakan sangatlah penting, karena kualitas dari agregat akan
mempengaruhi kualitas beton.
Berdasarkan ukurannya agregat
dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu agregat halus dan
agregat kasar. Berdasarkan ASTM (American Society for Testing and Materials) C-33,
agregat halus mempunyai
batas
ukuran butiran atas sebesar 4,7
mm berdasarkan
saringan nomor 4, dan memiliki batas bawah sebesar 0,075
mm berdasarkan saringan
nomor 200.
Bahan yang digunakan sebagai agregat halus bisanya berupa pasir. Untuk
agregat kasar memiliki ukuran 5 –
70 mm,
dengan batas bawah sebesar 4,75
mm
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter