5,61 juta ton dan prediksi pada tahun 2009 konsumsi kertas dapat mencapai 6,45
juta ton (pusgrafin.go.id 2009).
Mansur (2008) mengatakan bahwa konsumsi kertas di Indonesia terus meningkat
satu kilogram (kg) per kapita atau
sekitar 220 ribu ton per tahun. Peningkatan
tingkat konsumsi ini memberikan konsekuensi tingginya limbah kertas
yang
dihasilkan.
Tahun ini (2012) pertumbuhan konsumsi kertas di dalam negeri diperkirakan
mencapai 4,2%. Konsumsi kertas Indonesia saat ini baru mencapai 30 kilogram
(kg) per kapita per tahun, jauh dibawah rata-rata konsumsi kertas negara ASEAN
yang mencapai 55 kg per kapita per tahun. (sumber: Suhendra Wiyadinata,
Direktur Sinarmas Pulp and Paper)
Walaupun ada usaha dari berbagai perusahaan Indonesia untuk mengurangi
pemakaian kertas yang tidak diperlukan, masih lebih banyak perusahaan yang
konsumsi kertasnya meningkat dibandingkan yang menurun. Penggunaan kertas
untuk kebutuhan kantor di negeri ini tumbuh pada 40% perusahaan yang
disurvei, dengan rata-rata penggunaan 300 lembar kertas per bulan untuk setiap
karyawan. Pertumbuhan teknologi komputer dan kepedulian terhadap lingkungan
tidak menurunkan penggunaan kertas di sektor bisnis. Lebih dari 50%
perusahaan belum mempunyai peraturan perusahaan untuk mengurangi
penggunaan kertas.
Industri bubur kertas
dan kertas menggunakan 50% hasil produksinya untuk
melayani pasar ekspor, sisanya untuk kebutuhan di dalam negeri.
Kemampuan
produksi bubur kertas saat ini mencapai 7 juta ton per tahun yang dihasilkan oleh
14 pabrik, sedangkan industri kertas memproduksi 10 juta ton per tahun yang
dihasilkan oleh 79 pabrik.
Dengan permintaan persediaan Kertas yang terus melonjak kemudian akan
mengakibatkan industri kertas terus memproduksi massal produk kertas sehingga
hutan pun terkena dampaknya.
Dirjen Industri Agro dan Kimia Kementerian
Perindustrian, Benny Wahyudi, menekankan, industri bubur kertas
dan kertas
nasional harus didukung Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai sumber bahan
baku kayu yang lestari.
03.
Buku Indonesia Vs. Buku Luar Negeri
Perkembangan Buku Indonesia dari masa ke masa mengalami pasang surut, baik
secara kualitas maupun secara kuantitas. Perubahan yang dialami seiring dengan
selera baca masyarakat dan tren terkini. Ketika masanya demam Korea publikasi
Indonesia dihamburi dengan buku-buku tentang artis Pop Korea, biografi artis
Korea, buku buku lokal berbau Korea. Ketika tren
masyarakat berubah alur ke
Jepang, maka akan berhamburan komik-komik lokal bergambar Jepang, tidak
sedikit komikus Indonesia menggunakan nama samaran Jepang.
Harus diakui
|