3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data
Data dan informasi yang dipergunakan dalam mendukung proyek Tugas Akhir ini diambil dari:
2.1.1
Data literatur yang elektronik dan non-elektronik. Data non-elekronik diambil dari buku-buku
sedangkan data elektronik berasal dari beberapa situs di Internet untuk menunjang sebagai referensi
pengetahuan dan visual
2.1.2
Wawancara dengan narasumber dari pihak yang berhubungan dengan Kajeng Handycraft yaitu
Bapak Mandar Utomo. Serta observasi pada toko-toko maianan
2.2
Data Umum
2.2.1
Sejarah Berdirinya Kajeng Handicraft dan Puzzle Kayu
Pada tahun 1994 Kajeng Handicraft didirikan oleh Bapak Mandar Utomo di Senggotan, Jogjakarta.
Awalnya Kajeng Handicraft membuat barang-barang fungsional seperti: asbak, tempat pensil, tempat kartu
nama, dan tempat telur. Pada 1995, ekonomi semakin tidak
mendukung dan saat itu anak
Bapak Mandar
Utomo sudah mulai besar dan mengerti mainan, Ia ingin membelikan mainan untuk sang anak tapi karena
tidak mampu membelikan maka Ia mambuatkannya saja, lalu anaknya
terlihat senang setelah dibuatkan
mainan puzzle kayu itu. Berangkat dari situ maka muncullah ide untuk memproduksinya secara massal
karena kalau anaknya senang dengan mainan itu maka anak-anak lain akan merasa senang juga.
Tanggal 5 Oktober 2000 pindah ke Bantul Jogjakarta. Dan saat ini Kajeng Handicraft memiliki art
shop yang terletak di Jalan Bantul No.19 Kweni Jogjakarta, warehouse
yang terletak di Jalan Bantul Km 5
Panggungharjo Sewon Bantul Jogjakarta, sedangkan workshop berada di Jalan Bantul Km 9 Cepit, Bantul.
Alasan memilih Bantul sebagai pusat bisnisnya adalah karena Bantul adalah tempat sentra industri keramik
(Kasongan, desa Bojong) yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi Kajeng
Handicraft
sendiri. Dengan
keberadaan Kasongan, para buyer
asing
akan
sering berkunjung, hal ini akan ikut menguntungkan
keberadaan Kajeng Handicraft di situ.
Kajeng sendiri dalam bahasa Jawa artinya kayu.
Dalam bahasa Jawa Krama Inggil artinya
harapan/asa. Kajeng
Handicraft mejadi harapan bagi keluarga Bapak Mandar
Utomo
yang saat itu ijazah
Sarjana Hukumnya tidak laku sehingga Ia
memutuskan untuk menjadi wiraswastawan. Dengan usaha kayu
ini, harapannya adalah agar Ia dapat menghidupi keluarganya.
Proses pembuatan puzzle kayu pertama-tama adalah dengan menentukan terlebih dahulu bentuk
yang akan dihasilkan (misalnya bola) dengan instruksi langsung dari Bapak Mandar Utomo. Setelah itu tim
kecil dari bagian
produksi dan inovasi membuat dummy
puzzle yang diinginkan, dummy
biasana dibuat dengan
menggunakan styrofoam. Setelah perancanaan bentuk sesuai dengan yang diinginkan maka proses produksi
massal dilanjutkan. Proses proses produksi diawali dengan ngemal
(dipola) kemudian disetel untuk
kecocokan puzzle kemudian setelah bisa terpasang semua, maka dibentuk sesuai dengan bentuk awal yang
diinginkan (shaping). Kemudian dilakukan finishing
dengan digosok dan disikat semir kayu (MAA/wax)
untuk mencegah timbulnya jamur dapat merusak.
|