![]() Karya Teuku Umar dapat berupa keberhasilan dirinya dalam menghadapi musuh.
Sebagai contoh, pada tanggal 14 Juni 1886, Teuku Umar pernah menyerang kapal Hok
Canton, milik Belanda. Kapal tersebut berhasil dikuasai pasukan Teuku Umar. Nahkoda
kapalnya, Hans (asal Denmark) tewas dan kapal diserahkan kepada Belanda dengan
meminta tebusan sebesar 25.000 ringgit. Keberanian tersebut sangat dikagumi oleh
rakyat Aceh. Karya yang lain adalah berupa keberhasilan Teuku Umar ketika
mendapatkan banyak senjata sebagai hasil dari pengkhianatan dirinya terhadap Belanda.
Berdasarkan SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973, Teuku Umar
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Nama Teuku Umar juga diabadikan sebagai nama
jalan di sejumlah daerah di tanah air, salah satunya yang terkenal adalah terletak di
Menteng, Jakarta Pusat. Selain itu, namanya juga diabadikan sebagai nama sebuah
lapangan di Meulaboh, Aceh Barat.
2.4.4
Perlengkapan yang digunakan Pejuang Aceh melawan Belanda
2.4.4.1 Panji perjuangan (bendera)
Gambar 2.4.4.1
Bendera Perjuangan para Pejuang Aceh
2.4.4.2
Senjata - senjata
Gambar 2.4.4.2
Meriam para Pejuang Aceh
Meriam - meriam Sultan Aceh yang disita oleh Belanda, kini berada di Museum Militer
Belanda.
|