Home Start Back Next End
  
Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W.
Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana
menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam
bentuknya sekarang.
Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford
Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian,
monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang
menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu
terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun
tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi
pengembangan kebun-kebun yang lain.
Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seorang berkebangsaan Jerman yang
berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi
menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik
menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk
mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu
disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt
juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai
seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van
der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands
Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul
pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang
pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W.
Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).
Sekitar 47 hektare tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan
pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai
1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari
bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan
hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam
di kebun tersebut.
Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig
Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga
menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies)
tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana
tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun
istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl
Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan
mengelompokkan menurut suku (familia).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter