Home Start Back Next End
  
2.2.5 
Fungsi Humor
Pada prinsipnya, humor membuat audiens tertawa, namun humor juga dapat memiliki
berbagai macam kegunaan. Humor dapat menjadi media penyaluran terhadap tekanan dalam diri
seseorang yang disebabkan oleh ketidakadilan sosial, persaingan politik, ekonomi, suku,
golongan, atau kebebasan berpendapat. Dalam kebudayaan Indonesia, humor juga dikenal
sebagai media yang mendidik dan membijaksanakan audiens.
Fungsi ini dapat kita saksikan
pada pertunjukkan wayang kulit, khususnya pada penampilan para punakawan. Secara umum,
fungsi humor dapat dijabarkan, antara lain:
1. Penyampaian gagasan, keinginan atau pesan
2. Media refleksi bahwa diri seseorang tidak selalu benar
3. Pengajaran terhadap berbagai sudut persoalan
4. Sarana hiburan
5. Media untuk melancarkan pikiran
6. Pendorong untuk mentolerir sesuatu
7. Media untuk membuat orang memahami soal yang pelik.
2.2.6
Appealing dalam Humor
Kostum yang jenaka juga merupakan cara visual untuk mengisyaratkan poin humor. Hal
ini adalah yang pertama kali menarik perhatian audiens. Pada abad pertengahan, penampilan
konyol ditandai dengan topi, pakaian yang terlalu besar, sepatu lancip dan membawa
tongkat.Sampai sekarang, celana baggy selalu terasosiasi dengan karakter komikal. Hanya orang
tidak waras yang berpakaian konyol seperti ciri di atas.
Badut modern masih mengenakan tradisi berpakaian ala harlequin. Para pelawak
pantomim, baik yang di panggung atau di sudut jalan, mengenakan kostum dengan topi tinggi,
muka dibedak putih, bibir merah, kostum hitam putih dan sepatu hitam yang mencolok
pandangan bahkan dari kejauhan.
Luc Sante mengatakan penampilan khas komedian Charlie Chaplin dengan kumis sikat,
topi bundar, celana kebesaran, sepatu raksasa yang dan membawa tongkat berjalan adalah figur
yang ikonik, sederhana dan mudah dikenali oleh siapa pun. Properti efektif lainnya juga
disandang oleh komedian lain misalnya cerutu, celana wortel, hidung, kumis dan kacamata yang
digunakan sebagai simbol komedi daripada dandanan badut tradisional. Marty Feldman dan
Carol Channing menggunakan mata besar pada tahun 70-an, seperti yang dilakukan oleh Eddie
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter